Jakarta –
Ketika Indonesia menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12%, Vietnam menurunkan PPN dari 10% menjadi 8% untuk meningkatkan perekonomian. Pengurangan PPN di Vietnam berdampak pada kinerja ekspor kendaraan Indonesia.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, saat penjualan mobil di dalam negeri menurun, pabrik mobil Toyota masih mampu bertahan karena kinerja ekspornya. Salah satunya adalah Vietnam yang mengurangi PPN.
“Sayangnya, ekspor kita tahun ini relatif sama meski ekspor dalam negeri mengalami penurunan. Ekspor kita ke Vietnam salah satunya meningkat karena Vietnam memberikan insentif PPN. Iya, kata Pak Airlangga (Menko Perekonomian). Ikannya berbeda. dalam kedalaman yang berbeda, namun pemerintah dapat memberikan Kami yakin bahwa “Meskipun ada pengurangan insentif tersebut, penerimaan pajak (pendapatan pemerintah melalui pajak) akan lebih tinggi,” kata Bob pada konferensi pers akhir tahun Toyota Collection Desember 2024 di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Pabrik PT TMMIN saat ini memproduksi beberapa mesin untuk pasar ekspor. Menurut Presiden Direktur TMMIN Nandi Julainto, tahun ini Toyota mengekspor lebih dari 250 ribu unit mobil produksi Indonesia. Toyota lebih banyak memproduksi mobil untuk ekspor dibandingkan untuk pasar Indonesia.
“Tahun ini produksi ekspor kita sekitar 60 persen, dalam negeri 40 persen. Tahun depan masih dengan target yang sama, hampir sama dengan rekor tahun ini. Kami berupaya meningkatkan target ekspor dengan menggandeng ekspor negara sasaran,” kata Nandi saat ditemui di kesempatan yang sama.
Menurut Nandi, mobil Toyota produksi Indonesia diekspor ke 80 negara di dunia, seperti ASEAN, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Nandy mengatakan, pihaknya akan terus mendorong untuk menambah negara tujuan ekspor.
“Apa yang kami lakukan ini benar-benar melakukan promosi untuk tumbuhnya negara tujuan ekspor. Pada bulan September ada pameran perdagangan di Peru, dan kemudian kami bekerja sama dengan beberapa kedutaan besar di Amerika Latin dan Timur Tengah untuk meningkatkan produk yang sudah ada. Dan tentunya dengan Kementerian. Keuangan, “Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perindustrian kami dan banyak pihak lainnya termasuk Meksiko. “Kami berupaya membuka peluang perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara yang masih dalam proses dan mudah-mudahan bisa selesai. segera,” kata Nandy. . Tonton Video “VIDEO: Pemerintah tawarkan insentif PPN sembako Rp 265,6T” (rgr/dry)