Jakarta –
Perkelahian antara paus pembunuh dan lumba-lumba tercatat. Tidak ada sedikitpun kemungkinan lumba-lumba tersebut akan menang atau lolos.
Di perairan pesisir Chili pada tahun 2023, seekor paus pembunuh betina berukuran besar menyerang lumba-lumba yang jauh lebih kecil dan menariknya keluar dari air.
Beberapa menit kemudian, pertarungan yang tidak seimbang berakhir, dan orca mulai memakan lumba-lumba. Namun, dia tidak makan sendirian. Saat dia mengambil tubuh lumba-lumba tersebut, paus pembunuh lainnya berenang untuk memangsa lumba-lumba tersebut.
Para peneliti merekam pesta orca dari kapal terdekat. Berdasarkan hasil identifikasi, lumba-lumba yang dimakan massa tersebut merupakan lumba-lumba kehitaman (Lagenoryhnchus obscurus), spesies kecil pesisir asli Amerika Selatan.
Ini bukanlah dokumentasi pertama. Sebelumnya, para ilmuwan juga mencatat seekor paus pembunuh (Orcinus orca) di area yang sama sedang mengejar lumba-lumba kehitaman dan lumba-lumba berparuh panjang (Delphinus capensis).
Penampakan baru ini adalah bukti pertama bahwa paus pembunuh di sistem Arus Humboldt, yang mengalir ke utara menuju Samudra Pasifik di sepanjang pantai barat Amerika Selatan, berburu, menangkap, dan membaginya.
Paus pembunuh ditemukan di seluruh dunia, dan meskipun hanya ada satu spesies, terdapat beberapa ekotipe atau kelompok yang serupa dalam penampilan dan perilaku, termasuk strategi berburu dan preferensi mangsa.
Terdapat lima ekotipe paus pembunuh di Belahan Bumi Utara dan lima ekotipe di Belahan Bumi Selatan.
Paus pembunuh Humboldt saat ini belum diakui sebagai ekotipe, dan dokumentasi perburuan lumba-lumba memberikan petunjuk di mana populasi ini seharusnya ditempatkan. Para peneliti melaporkan hal ini dalam jurnal Frontiers in Marine Science.
Secara umum, sedikit yang diketahui tentang kebiasaan paus pembunuh di Arus Humboldt. Mereka tidak diteliti dengan baik dibandingkan kelompok orca lainnya, seperti kelompok orca yang hidup di dekat Antartika dan di pantai barat Amerika Utara.
Mereka juga tidak setenar paus pembunuh yang menabrak kapal di Selat Gibraltar dan lepas pantai Skotlandia.
Namun, para ahli biologi kelautan berupaya menutup kesenjangan pengetahuan ini.
Setelah melakukan survei dan menganalisis data, foto, dan video selama lebih dari 10 tahun, para ilmuwan mencatat 28 penampakan paus pembunuh di dua lokasi di Arus Humboldt. Gambar demi gambar, para peneliti membangun gambaran yang lebih jelas tentang distribusi dan kebiasaan paus yang sulit ditangkap ini. Tonton video “Paus Pembunuh Buruk yang Terjebak di Laut Es Lepas Pantai Hokkaido” (msl/fem)