Manchester –
Manchester City sedang dalam tren negatif, kalah dalam empat pertandingan berturut-turut. Pep Guardiola menganggap hal itu biasa saja, meski sangat jarang terjadi.
Man City berada di bawah tekanan setelah menderita empat kekalahan beruntun di berbagai kompetisi. Mereka kalah dari Tottenham Hotspur, Bournemouth, Sporting dan Brighton & Hove Albion.
Melawan Tottenham di Etihad Stadium, Minggu (24/11/2024) dini hari VIB, urgensi meraih kemenangan semakin besar. Ini sekaligus menjadi peluang bagi Man City untuk membalas kekalahan dari Spurs akhir Oktober lalu yang mengawali rentetan negatif saat ini.
Performa buruk ini berdampak buruk pada Premier League. Manchester City kini tertinggal lima poin dari Liverpool yang mencatatkan awal impresif bersama Arne Slott.
Pep Guardiola ditanya seberapa besar tekanan yang diberikan empat kekalahan berturut-turut padanya. Apalagi mengingat ini adalah pertama kalinya dalam karirnya sebagai pelatih/manajer.
“Ketika Anda berada di sini selama sembilan tahun, waktu yang lama di satu klub, Anda menjalani skenario yang berbeda, semua situasi,” jawabnya seperti dikutip dari BBC.
“Anda bisa kalah dalam empat pertandingan berturut-turut, tetapi pada saat yang sama Anda bisa memenangkan empat gelar Liga Premier berturut-turut. Bedanya, sebagian besar tim bisa kalah dalam empat pertandingan berturut-turut di berbagai kompetisi, tetapi hanya satu tim yang memenangkan pertandingan tersebut. Liga Premier empat kali berturut-turut, jadi itu bisa saja terjadi.
“Apakah itu terjadi di musim yang sama? Tidak. Ketika Anda berada di satu tempat, delapan atau sembilan tahun, ya, kedua sisi seri itu bisa terjadi,” tambah mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich itu. Tonton video “Video: Pep Guardiola perpanjang kontrak Man City hingga 2026” (mentah/murni)