Jakarta –
TikTok terancam dilarang di Amerika dalam waktu kurang dari sebulan. Namun Presiden terpilih Donald Trump telah mengindikasikan bahwa dia mendukung TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat setidaknya untuk saat ini.
“Saya pikir kita harus mulai berpikir karena, Anda tahu, kami menggunakan TikTok, dan kami mendapatkan respons yang luar biasa dengan miliaran penayangan, miliaran, dan miliaran penayangan,” kata Trump saat berbicara kepada peserta konferensi AmericaFest. Seperti dilansir Reuters, Senin (23/12/2024).
Dia melanjutkan: “Mereka memberi saya sebuah grafik, dan itu adalah sebuah rekor, dan sangat indah untuk dilihat, dan ketika saya melihatnya, saya berkata: ‘Mungkin kita harus menyimpannya untuk sementara waktu.'”
Komentar tersebut merupakan indikasi terkuat penolakannya terhadap pelarangan TikTok di Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 2020, ia mencoba melarang TikTok di AS melalui perintah eksekutif.
Tampaknya Trump mulai berubah pikiran sejak membuka akun TikTok pada Juni 2024, bertepatan dengan kampanye pemilu presiden AS. Hanya beberapa hari setelah membuka akun tersebut, Trump langsung memperoleh lebih dari 3,6 juta pengikut di TikTok.
Pekan lalu, Trump bertemu dengan CEO TikTok Shou Zi Chew di kediamannya. Pada konferensi pers di hari yang sama, dia mengatakan bahwa dia memiliki “cinta” di hatinya untuk ByteDance.
Rencana pelarangan TikTok di Amerika Serikat didasarkan pada undang-undang yang disahkan oleh Presiden AS Joe Biden pada April 2024. Undang-undang ini mengharuskan ByteDance menjual TikTok paling lambat 19 Januari 2025 (sehari sebelum pelantikan Trump), dan jika gagal, TikTok akan menjual TikTok. Ini akan dilarang di Amerika Serikat.
Belum diketahui bagaimana Trump akan membatalkan perintah divestasi TikTok yang mendapat dukungan kuat di Senat AS. TikTok juga berupaya melawan larangan tersebut melalui jalur hukum, dan ByteDance akan menyampaikan argumennya di hadapan Mahkamah Agung AS pada 10 Januari 2025. Tonton video “Video: CEO TikTok Sowans to Donald Trump” (vmp/rns)