Menyerang –
Karya seni anak dan perempuan penyandang disabilitas dipamerkan di Kota Serang, Banten. Pameran ini diharapkan dapat menciptakan ruang budaya yang lebih inklusif.
Pameran ini diprakarsai oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 21-9-12-2024 di Kantor BPK Wilayah VIII Kota Serang, Banten.
Direktur BPK Wilayah VIII Lita Rahmiati mengatakan budaya tidak mengenal batasan gender dan fisik. Kebudayaan adalah milik setiap orang yang ingin melestarikannya.
“Aksi ini merupakan pernyataan kuat bahwa penyandang disabilitas bukan sekadar penerima budaya yang pasif, namun merupakan kreator aktif yang ikut serta dalam penciptaan dan pemajuan budaya,” kata Lita, Selasa. (10/12/2024) .
Lita menjelaskan, tema kegiatan tersebut berasal dari bahasa Sunda “vets lengkah” yang berarti “batas langkah”. Pihaknya ingin memberikan ruang bagi seluruh seniman budaya, termasuk perempuan penyandang disabilitas dan kreativitas yang seringkali terbatas.
“Melalui karya-karya yang dipamerkan dalam kegiatan ini, kita dibawa melampaui batas tubuh menuju kemanusiaan universal, sebuah ekspresi kebebasan dari keterbatasan fisik,” ujarnya.
Yang dipamerkan adalah lukisan dan instalasi, batik, serta keramik hias hasil penggalian di kawasan Benten Lama. Lalu ada tenun ibu-ibu masyarakat adat Baduy, keramik dan kerajinan tangan ibu-ibu desa Bumijaya.
Selain pameran, acara ini juga memiliki kegiatan lain seperti pertunjukan angklung, pantomim, tari, band, solo vokal, serta workshop dan seni lukis wasta.
Selain itu, turut hadir Sekretaris Jenderal Direktur Kebudayaan Fitra Arda, Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P2 Kebudayaan Hartini, Direktur BPK Wilayah IX Retno Raswaty, Direktur BPK Wilayah XII Juliadi, Perwakilan Dinas Kebudayaan Banten, Kabupaten/Kota. Siswa dan guru sekolah luar biasa (SKh) kota se-Provinsi Banten. Saksikan video “Video: Yos Suprapto bercerita tentang penghapusan lukisannya di Galeri Nasional” (wsw/wsw)