Jakarta –

Sebanyak tiga ekonom, Darren Acemoglu, Simon Johnson dan James Robinson, berhasil meraih Hadiah Nobel atas kontribusinya di bidang ekonomi. Ketiganya akan berbagi hadiah uang sebesar 11 juta kronor Swedia, atau satu juta dolar, atau $15,6 miliar (nilai tukar 15,600).

Dilaporkan dari CNN Selasa (15/10/2024): Ketiganya membahas bagaimana satu negara menjadi kaya sementara negara lainnya tetap miskin. Komite Nobel memuji ketiganya karena menjelaskan mengapa masyarakat dengan supremasi hukum yang lemah dan lembaga-lembaga yang mengeksploitasi masyarakat tidak dapat mencapai kemajuan atau membawa perubahan positif.

Ketika orang-orang Eropa menjajah sebagian besar dunia, institusi-institusi masyarakat tersebut berubah. Di banyak tempat, hal ini bertujuan untuk mengeksploitasi masyarakat adat dan mendukung sistem politik dan ekonomi yang inklusif.

“Para pemenang telah menunjukkan bahwa salah satu penjelasan atas perbedaan kemakmuran suatu negara adalah institusi sosial yang diperkenalkan selama masa kolonial,” kata komite tersebut.

Negara-negara yang mengembangkan institusi universal, menghormati supremasi hukum, dan mengembangkan hak milik. Sementara itu, negara-negara yang mengembangkan industri ekstraktif yang menyedot kekayaan masyarakat untuk para elite, masih memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah.

Acemoglu, seorang profesor keturunan Turki-Amerika di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan Robinson, seorang profesor bahasa Inggris di Universitas Chicago, berpendapat dalam buku mereka Why Nations File tahun 2012 bahwa beberapa negara lebih kaya dibandingkan negara lain. Institusi politik dan perekonomian.

Buku ini diawali dengan membandingkan kondisi kehidupan di dua kota, Nogales, di bagian utara Arizona, Amerika Serikat (AS), dan di bagian selatan Sonora, Meksiko.

Keduanya berpendapat bahwa Nogales, Arizona sehat dan sejahtera karena adanya institusi di wilayah mereka. Meskipun beberapa ekonom berpendapat bahwa perubahan iklim, pertanian, dan budaya mempunyai dampak signifikan terhadap kesejahteraan spasial.

Tahun lalu, Acemoglu dan Johnson, profesor Inggris-Amerika di MIT, menerbitkan buku ‘Power and Progress’. Penelitian mereka mengungkapkan bagaimana inovasi teknologi selama 1.000 tahun terakhir, mulai dari kemajuan pertanian hingga kecerdasan buatan, hanya menguntungkan kelompok elit dibandingkan mensejahterakan semua orang. (Ili/Ara)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *