Jakarta –
Penggabungan XL Axiata dan Smartfren menjadi XLSmart akan menambah jumlah operator seluler di Indonesia menjadi tiga. Bagaimana industri telepon seluler akan bersaing di masa depan?
Diketahui, operator seluler yang saat ini beroperasi adalah Indosat Ooredoo Hutchison (juga merupakan perusahaan patungan antara Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia), Telkomsel dan XLSmart.
Ridwan Effendi, Analis Telekomunikasi ITB, mengatakan persaingan antar penyelenggara telekomunikasi akan didasarkan pada kualitas layanan di masa depan.
Masyarakat akan lebih tertarik pada operator dan kualitas layanan yang lebih baik, dan masalah biaya layanan akan menjadi nomor dua, kata Ridwan saat dihubungi detikINET, Selasa (24/12/2024).
Ridwan meyakini, dengan semakin sedikitnya operator telekomunikasi, maka para penyedia telekomunikasi akan merasakan penderitaan pelanggan.
“Sehingga operator akan sangat kompetitif untuk meningkatkan kualitas layanan guna melindungi pelanggannya,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa dalam situasi seperti ini, pihak berwenang harus sangat berhati-hati dalam menyelidiki daerah tersebut. Sebab, jika tidak dilakukan pemeriksaan secara baik maka akan terjadi persaingan yang ketat.
“Dalam hal ini, pengelola harus sangat berhati-hati dalam melakukan pengecekan di lokasi untuk menghindari munculnya persaingan tidak sehat, seperti oligopoli di mana pengelola sepakat untuk bersama-sama menentukan harga jasa, atau izin membagi wilayah usaha. wilayah layanan dimungkinkan,” katanya.
Mantan Komisaris BRTI ini melanjutkan, “Jangan bunuh operator lain dengan memberikan promosi gaji rendah lebih lama.”
Ridwan menilai dengan hanya tersisa tiga operator telekomunikasi, industri telekomunikasi dalam negeri harus lebih sehat karena semua operator mungkin memiliki sumber daya yang terbatas.
“Masih banyak, misalnya, sedikit banyak kesamaan di antara ketiganya,” imbuhnya.
Penggabungan XL Axiata dan Smartfren disepakati senilai 104 triliun. Penggabungan tersebut akan membentuk entitas baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (disingkat XLSmart).
Sementara XL dan Smartfren masih menunggu hasil kajian Komdigi. Menurut dia, proses peninjauan ini akan bergantung pada tingkat informasi yang diterima Komdigi dan tim perencanaan bisnis kedua operator tersebut.
Merza Fachys, Presiden dan Direktur Smartfren, menyimpulkan: “Pembahasan rencana bisnis Komdigi bersama tim dalam bentuk video “Video: Prospek di Balik Penggabungan XL Axiata dan Smartfren” (agt/rns).