Jakarta –

Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) bisa menjadi berkah bagi para penjaga Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pada periode tersebut, jumlah penumpang yang naik dan turun di stasiun meningkat signifikan.

Peningkatan jumlah penumpang ini merupakan peluang untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh jika lebih banyak kuli angkut yang menunggu di sekitar resor selama periode liburan ini dibandingkan hari-hari biasa.

Salah satu penjaga gerbang Stasiun Pasar Senen, Waliyo menjelaskan, penjaga gerbang yang bekerja di area stasiun dibagi menjadi dua tim atau shift, yaitu tim ganjil dan tim genap. Pembagian tim didasarkan pada nomor kiper yang juga tertera pada seragam masing-masing.

Kedua tim ini bergantian setiap minggunya mengisi shift siang dan malam. Shift siang dimulai pukul 07.00 WIB dan berangkat pukul 19.00 WIB, kemudian dilanjutkan shift malam pukul 19.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Kemudian pada minggu berikutnya, tim shift siang akan beralih ke shift malam, begitu pula sebaliknya untuk tim lainnya.

Valijo yang tergabung dalam tim ganda dipercaya menjadi salah satu pelatih kiper. Ia mengatakan, total penjaga gawang di timnya sebanyak 78 orang. Namun karena sifat pekerjaan porter yang hanya sekedar ‘mitra’ pelayanan stasiun, maka ia tidak wajib datang dan berangkat kerja setiap hari.

Dengan demikian, jumlah kuli yang bertugas di stasiun setiap hari tidak pernah merupakan “tim penuh”, yaitu setiap orang masuk. Menurut dia, maksimal sekitar 50-60 kuli angkut yang bertugas saat libur Natal seperti sekarang.

“Penjaga gawang genap ada 78 orang. Jadi terserah kalian mau posisi apa. Tapi yang 78 itu tidak pernah full, paling banyak 50-60. Kebanyakan di rumah, libur kalau libur. Cuma kalau janjinya merah, biasanya lebih banyak yang datang,” kata Valijo kepada detikcom, ditulis Jumat (20/12/2024).

Dia juga mengatakan operator-operator ini bebas untuk “nongkrong” atau menetap di area mana pun di stasiun. Meski begitu, menurut dia, para kuli angkut tidak pernah berebut membawa barang bawaan penumpang.

“Tidak ada tawuran, dulu tidak ada. Jadi editannya rapi sekali. Misalnya ada mobil (yang membawa penumpang) masuk, ada (porter) yang mengejar dari pintu masuk ya. Kalau ada yang menyusul, itu bagian mereka,” jelas Vallejo.

“Padahal penumpangnya menyuruh (porter) tepat di depannya, tapi yang dibawanya (barang bawaan penumpang porter) tetap mengikuti, dan kami tahu ‘oh, bersamanya’,” jelasnya lagi.

Porter lain di Stasiun Pasar Seen bernama Cherudin mengatakan, jumlah porter yang bekerja di hari libur seperti Nataru sebenarnya lebih banyak dibandingkan hari biasa. Sebab pada periode tersebut jumlah penumpang yang naik dan turun di stasiun lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa.

“Karena ini libur sekolah dan juga hari libur nasional, maka KA tambahan beroperasi mulai hari ini. Jadi, kalau banyak pekerjaan, saat Natal atau Idul Fitri, kebanyakan kuli angkut berkumpul,” kata Cherudin.

Ia juga mengatakan, meski jumlah kuli angkut di stasiun lebih banyak dari biasanya, mereka tidak pernah berebut penumpang. Jadi, selama 30 tahun menjadi porter di Stasiun Pasar Senen, tak pernah ada kasus kuli angkut yang saling adu nafkah.

Meski begitu, Cherudin juga mengakui banyaknya penjaga gawang yang bertugas membuat pertandingan semakin sulit. Bahkan ada kalanya tidak menerima penumpang untuk keberangkatan atau kedatangan kereta apa pun.

“Nah, itu tidak aman, juga tidak aman menurunkan penumpang dari kereta.” Karena operatornya sudah banyak,” ujarnya.

Lihat juga Video: Stasiun Pasar Senen menawarkan porter gratis selama liburan Natal

(fdl/fdl)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *