Jakarta –
Wakil Menteri Keuangan (Wamenku) II Tomas Giwandono mengatakan perekonomian dunia sedang melalui masa-masa sulit. Meski penuh risiko, situasi ini disebut-sebut merupakan peluang yang menguntungkan bagi Indonesia.
“Bagi Indonesia, kami melihat aktivitas eksternal dan global tidak hanya menjadi ancaman, namun juga menjadi sumber peluang. “Kepada kami,” katanya.
Namun, keponakan Presiden Prabowo Subianto mengatakan perubahan situasi global seharusnya mendorong pemerintah Indonesia untuk memikirkan strategi ekonomi yang tidak konvensional.
“Hal ini mengharuskan kita untuk berpikir di luar strategi ekonomi tradisional dan menciptakan strategi adaptif yang mengharuskan kita membangun landasan yang kuat dalam infrastruktur dan inovasi untuk merespons guncangan ekonomi dan tren global. Bisa juga tatap muka. “Ini berubah dengan cepat,” katanya.
Thomas memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi perekonomian dunia, termasuk konflik geopolitik; populasi lanjut usia; dan tidak tercapainya emisi gas rumah kaca. Perekonomian Indonesia dikatakan kuat di tengah ketidakpastian ini.
“Indonesia berupaya menjadi negara dengan perekonomian yang kuat pada tahun 2045, oleh karena itu terdapat kebutuhan mendesak akan perekonomian yang kuat dan cepat. Kita harus menghadapi tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.”
Thomas percaya bahwa Indonesia perlu melakukan transformasi yang lebih kuat dan lebih cepat. Fokus utama pemerintah adalah pada keamanan nasional, seperti pangan, energi, dan air, serta sumber daya manusia, seperti pendidikan dan kesehatan.
“Semua ini penting untuk melawan guncangan jangka pendek dan membangun fundamental ekonomi yang kuat.” (bantuan/rd)