Jakarta –
Sebuah studi baru menemukan bahwa kesepian jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Data yang ditemukan dalam penelitian tersebut mengungkapkan adanya hubungan antara kesepian yang terus-menerus dan peningkatan kadar protein tertentu yang terkait dengan penyakit dan kematian.
Secara umum, protein merupakan nutrisi penting bagi tubuh, namun para ahli berpendapat ada jenis protein tertentu yang harus dipantau. Beberapa di antaranya adalah GFRA1, ADM, FABP4, TNFRSF10A dan ASGR1.
Dengan menggunakan data UK Biobank yang dikumpulkan dari 42.000 peserta, para peneliti mengukur tingkat protein setiap individu, yang merupakan indikator penting dari banyak kondisi kesehatan, untuk memahami hubungan antara isolasi sosial dan kesepian serta kesehatan secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, serta tingkat pendidikan, para peneliti menemukan 175 protein terkait dengan isolasi sosial dan 26 protein terkait dengan kesepian.
Tingkat protein yang lebih tinggi ditemukan pada peserta yang melaporkan 9,3 persen mengalami isolasi sosial atau 6,4 persen mengalami kesepian. Peradangan dikaitkan dengan respons antivirus dan sistem kekebalan.
“Kami menemukan sekitar 90 persen protein ini dikaitkan dengan risiko kematian,” kata Dr. Chun Shen dari Universitas Fudan di China, dikutip Daily Telegraph, Rabu (8/1/2024).
Penelitian ini juga memantau kesehatan seluruh partisipan selama 14 tahun. Mereka menemukan bahwa setengah dari jenis protein ini dikaitkan dengan berbagai masalah.
Temuan ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik dan mengurangi kesepian untuk meningkatkan tingkat kesehatan secara keseluruhan.
“Menariknya, lebih dari separuh protein ini dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, stroke, dan kematian selama 14 tahun masa tindak lanjut,” kata para peneliti.
“Saya pikir pesannya adalah masyarakat perlu memahami bahwa (hubungan sosial) ini adalah bagian dari masalah kesehatan, baik dalam hal kesehatan mental dan fisik, sehingga mereka perlu terhubung dengan orang lain,” katanya. Profesor Barbara Sahakian, Universitas Cambridge. Tonton video “Video: 3 Penyakit Berisiko Tinggi Terkena Stroke” (avk/suc)