Jakarta –

Wingco ‘Bumbang Indrajia’, jajanan khas Lamangan Babat, sukses bertahan selama 3 dekade lebih berkat inovasi dan dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Bisnis keluarga ini kini berkembang pesat, menciptakan terobosan dan memberdayakan masyarakat lokal.

Usaha tersebut dirintis oleh mendiang Bambang Indrajaya, seorang pensiunan mekanik kereta api yang menggunakan gajinya untuk memulai bisnis Wingco. Setelah 34 tahun, putranya Bastian Hendry mengambil alih bisnis tersebut.

Sebelumnya, Bastian mengatakan perannya adalah membantu pemasaran dengan menjangkau tempat-tempat keagamaan di Jawa Timur, seperti Makam Sinan.

“Waktu Pak Bambang masih hidup, saya hanya membantu pemasaran. Setelah Pak Bambang meninggal dunia pada 2011, usaha itu dimulai oleh ibu saya,” kata Bastian dalam keterangannya hari ini (28/12/2024) di Jakarta.

Perjalanan Wingco ‘Bombing Indrajya’ memang penuh tantangan. Namun berkat kerja sama dan kerja keras para pelaku industri keuangan yang tepat, bisnis tersebut berhasil menjadi lingkungan bisnis yang terkenal dan berpengaruh.

Bastian bercerita tentang masa bersejarah pada tahun 2005 ketika ia memecahkan rekor MURI dengan membangun wingko raksasa berukuran 3,5 meter dan tinggi 10 sentimeter. Pencapaian ini tidak hanya menjadi sebuah kebanggaan tetapi juga membuka jalan bagi pengakuan yang lebih besar atas usaha mereka.

“Setelah itu, produksi kami meningkat pesat dari satu atau dua potong, masing-masing berbobot 5 kilogram, menjadi 30 hingga 40 umbi sehari,” kenang Bastian.

Seperti halnya bisnis lainnya, jalan menuju kesuksesan penuh dengan rintangan dan tantangan, termasuk pandemi Covid-19. Bastian mengakui bahwa pandemi ini merupakan ujian berat bagi bisnis keluarganya, namun juga merupakan peluang untuk berinovasi.

Meski epidemi ini menghadirkan tantangan besar, Bastian menganggap dirinya beruntung karena rekam jejak baiknya memberikan dukungan yang cukup untuk menjaga bisnisnya tetap berjalan.

Diketahui, sejak 2018 ia sendiri merupakan nasabah BRI dan memperoleh pinjaman melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Peran BRI bagi saya adalah untuk menambah modal, apalagi karena bahannya kurang, karena harga pasarnya tidak sama, makanya saya butuh BRI,” ujarnya.

Dengan bantuannya, Bastian dapat menerapkan berbagai inovasi untuk menopang usahanya dan beradaptasi dengan perubahan kondisi. Upayanya juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar dengan memberikan kesempatan kerja kepada 10 staf, tujuh di antaranya adalah perempuan.

Diakuinya, bantuan BRI tidak sebatas pembiayaan saja. Seiring dengan meredanya situasi pasca-CoVID-19, BRI terus memberikan dukungan kepada dunia usaha, memberikan bimbingan dan membantu usahanya berkembang ke pasar yang lebih luas di pasar UMKM BRILian.

BRI mencatat penyaluran KUR tahun 2024 mencapai Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta peminjam UMKM hingga akhir November 2024. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Indonesia.

Spari, Direktur Bisnis Mikro BRI, mengatakan pencapaian tersebut merupakan bagian dari upaya BRI dalam meningkatkan akses permodalan bagi usaha kecil dan menengah, khususnya di sektor manufaktur, seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.

“Melalui KUR, kami tidak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga memberdayakan usaha kecil dan menengah untuk pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Perjuangan Bastian dengan bisnis Wingco mencerminkan besarnya semangat UMKM dalam upayanya mentransformasi ruang kelas dan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. Semangat tersebut menjadi landasan BRI untuk mendukung usaha kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Simak video “Kemenkominfo Sebut Tingkat Digitalisasi UMKM Buruk: Hanya 38,7%” (prf/ega)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *