Jakarta –

Sejumlah perusahaan dikabarkan akan mengurangi jumlah karyawan generasi Z atau Gen Z pada tahun 2024. Banyak pekerja kelahiran tahun 1997 hingga awal tahun 2010 yang dipecat dari perusahaan.

Berdasarkan laporan terbaru dari Intelligent, sebuah platform konsultasi pendidikan dan karier yang melakukan survei terhadap hampir 1.000 tim SDM, ditemukan bahwa satu dari enam perusahaan ragu untuk melibatkan Gen Z. Saya kesal

Selain itu, 6 dari 10 perusahaan yang disurvei melaporkan bahwa mereka telah memberhentikan lulusan perguruan tinggi barunya pada tahun ini. Beberapa alasan yang dikemukakan antara lain kurangnya motivasi karyawan, kurangnya keahlian, dan keterampilan komunikasi yang buruk.

“Banyak lulusan baru merasa kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal ini bisa menjadi perbedaan besar dari apa yang biasa mereka alami dalam perjalanan pendidikan mereka. Mereka seringkali berada dalam lingkungan kerja yang kurang terstruktur dan berbudaya, dan mereka baik-baik saja. di pekerjaan mandiri,” kata kepala konsultan pelatihan dan pengembangan karir di Intelligent, Huy Nguyen, kepada euronews, Jumat (10/1/2025).

“Meskipun mereka mungkin memiliki pengetahuan teoritis dari perguruan tinggi, mereka sering kali tidak memiliki pengalaman dunia nyata dan keterampilan lunak (soft skill) yang diperlukan untuk berhasil di tempat kerja,” tambahnya.

Manajer perekrutan juga melaporkan bahwa beberapa pekerja Gen Z kesulitan mengatur pekerjaan mereka, sering terlambat, dan tidak berdandan atau berbicara.

Laporan terpisah pada bulan April menemukan bahwa pekerja Generasi Z sangat bergantung pada dukungan orang tua selama mencari pekerjaan. Menurut survei yang dilakukan oleh ResumeTemplates terhadap hampir 1.500 pencari kerja muda, 70% mengaku meminta bantuan orang tua dalam proses pencarian kerja.

Sekitar 25% bahkan membawa orang tuanya untuk wawancara, namun banyak pula yang meminta orang tuanya membuatkan lamaran pekerjaan dan menulis CV untuk mereka.

Dalam laporan ini, pemberi kerja menekankan bahwa beberapa kualitas utama yang mereka cari adalah inisiatif dan sikap positif. Manajer juga menghargai pengalaman dunia nyata, baik melalui magang atau pekerjaan, dan pada tingkat yang lebih rendah, kehadiran media sosial yang sesuai dan menghindari diskusi politik.

“Mahasiswa baru yang memulai pekerjaan pertamanya harus menunjukkan profesionalisme, bukan dengan mengubah tradisi lama, tetapi dengan menunjukkan rasa hormat dan komitmen terhadap pekerjaan mereka,” kata Nguyen.

Beberapa alasan yang mendasari keputusan ini antara lain kurangnya motivasi karyawan, kurangnya kreativitas, dan buruknya kemampuan komunikasi, antara lain alasan Gen Z sulit mendapatkan pekerjaan dan mudah dipecat oleh perusahaan.

1. Kurangnya motivasi atau inisiatif : 50%2. Kurangnya keahlian: 46%3. Keterampilan berorganisasi yang buruk: 42%4. Keterampilan komunikasi yang buruk: 39% 5. Kesulitan mendapatkan umpan balik: 38% 6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan: 38% 7. Keterampilan memecahkan masalah: 34% 8. Kurangnya keterampilan teknis: 31% 9. Tidak sesuai dengan budaya perusahaan: 31% 10. Performa kelompok dengan tingkat kesulitan: 30% (fdl/fdl)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *