Jakarta –

Pemerintah terus menunjukkan upaya peningkatan kualitas pelayanan manusia (SDM) melalui program gizi gratis yang dimulai hari ini, Senin (1/6/2025). Saat ini, terdapat 190 Unit Pelaksana Gizi (SPPG) di berbagai daerah yang ditugaskan untuk memberikan makanan gratis.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Dedek Prayudi mengatakan, pada SPPG tahun 190 ini ada sekitar 570 ribu siswa yang mendapat makanan gratis. Dedek mengatakan, program tersebut akan terus dikembangkan.

Hingga awal Maret 2025, diperkirakan terdapat 937 SPPG yang beroperasi. Dari angka tersebut, akan ada hingga tiga juta orang yang merasakan manfaatnya.

“Kemudian tujuan lainnya adalah pada akhir tahun ini akan ada sekitar 15 hingga 20 juta orang yang mendapat manfaat dan pada tahun 2029 targetnya adalah 82 juta orang akan mendapatkan manfaat dari makanan gratis yang bisa didapatkan semua ibu hamil, anak kecil. dan siswa mendapat manfaat ini.” kata di SD Barunawati Palmerah, Senin (6/1/2025).

Dedek mengatakan, program gizi gratis merupakan awal yang baik untuk menyambut Indonesia emas pada tahun 2045. Sebab, program ini menyediakan pangan yang cukup untuk generasi saat ini.

“Pada tahun 2045, Indonesia Kuning harus menjadi negara maju dan membutuhkan manusia yang cerdas, aktivitas manusia yang maksimal dan program ini merupakan sesuatu yang signifikan,” ujarnya.

Sementara itu, Dedek mengatakan SPPG bertugas memperoleh peralatan tersebut kemudian mengatur dan mendistribusikannya. Dan distribusi ini mempunyai dua ciri.

Program gizi bagi siswa akan disalurkan melalui sekolah dan program gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi akan dilaksanakan melalui Posyandu.

Dimana petugas Posyandu mengunjungi penerima manfaat untuk memberikan makanan bergizi secara langsung. Ada pula ibu-ibu penerima manfaat yang mendatangi langsung pusat pembagian makanan bergizi gratis.

Dedek menjelaskan, pembagian makanan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan remaja akan melibatkan kader Posyandu. Di sini dia bertugas membawa wadah makanan ke rumah para penerima manfaat secara gratis.

“Program ini juga merupakan bagian dari promosi Posyandu terbesar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Soal menunya, Dedek mengatakan tidak ada syarat menu harus berisi ayam, daging, nasi dan lain-lain. Ia mengatakan, pemerintah memprioritaskan makanan bergizi yang diberikan kepada anak kecil, siswa SD, SMP, dan SMA, ibu hamil, dan ibu menyusui yang telah menyelesaikan pola makannya.

Jadi di sini tidak ada standar menu, yang ada hanya standar menu dan standar pengelolaan sampah berkelanjutan. Artinya tidak perlu susu atau daging. Segala sesuatu di bidang apapun bergantung pada sumber daya alam dan kebiasaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizinya, ujarnya. (kilogram/kilogram)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *