Jakarta –

Asosiasi Transportasi Indonesia (MTI) telah menekankan pemotongan anggaran untuk subsidi transportasi massal pada tahun 2025, hal ini bertentangan dengan janji kampanye mengenai transportasi berbiaya rendah.

“MTI prihatin dengan kebijakan yang sangat bertentangan dengan janji kampanyenya untuk menyediakan transportasi umum yang mudah diakses masyarakat,” kata Ketua Umum MTI Tory Damantoro dalam keterangannya kepada detikTravel hari ini, Rabu (15 Januari 2025).

Beberapa ahli yang juga tergabung dalam MTI juga mengutarakan pendapat serupa. Daripada memotong anggaran, sebaiknya Pemerintah mempertahankannya jika tidak bisa ditingkatkan.

“Kami sangat prihatin dengan tidak tersambungnya janji Presiden dengan pengalihan dana anggaran APBN,” kata Agus Pambagio.

Djoko Setijowarno juga berpendapat bahwa program tersebut harus dilaksanakan secara lebih sistematis dan terstruktur.

Djoko: “Kita harus mulai mempersiapkan program peningkatan transportasi umum di Indonesia yang lebih baik, sistematis dan terstruktur sebagai upaya untuk meningkatkan program BTS yang telah ditetapkan dan dimulai oleh pemerintah sebelumnya.”

MTi menilai, tak terkecuali angkutan umum, angkutan umum reguler masih jauh dari harapan masyarakat. Buruknya angkutan umum menjadi salah satu penyebab tingginya penggunaan kendaraan pribadi.

“Makanya banyak masyarakat yang menggunakan sepeda motor, bukan karena suka, tapi banyak yang terpaksa karena tidak ada angkutan umum,” kata Darmaningtyas.

Data BPS menunjukkan biaya transportasi masyarakat kelas menengah bawah perkotaan menghabiskan 30-40% pendapatan.

“Tanpa transportasi umum yang baik, masyarakat perkotaan berisiko menjadi miskin karena tingginya biaya transportasi,” kata Danang Parikesit.

Transportasi umum diperlukan karena 56% penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Bappenas memperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga 70% pada tahun 2030.

Hal ini merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari dari kebutuhan akan angkutan umum yang berkapasitas dan berkecepatan tinggi untuk melayani pergerakan sebagian besar penduduk kota.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran perolehan kegiatan pelayanan atau subsidi angkutan bus umum perkotaan pada tahun 2025 sebesar Rp 177,49 miliar. Jumlah tersebut turun drastis dibandingkan alokasi Rp 437,89 miliar pada tahun 2024. Simak video “Video: Nasib Sopir Bus Trans Metro Dewata Pasca Shutdown” (upd/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *