Jakarta –
Sejumlah pelanggan besar Nvidia dilaporkan telah menunda pesanan untuk chip Blackwell AI terbaru. Hal ini disebabkan oleh keluhan chip yang terlalu panas dan masalah koneksi.
Menurut informasi, rak Blackwell GB200 yang merupakan komponen penting dari pusat data AI menunjukkan beberapa masalah pada penggunaan pertama. Salah satunya adalah konsumsi daya yang tinggi.
Setiap rak Blackwell GB200 mengkonsumsi listrik 120-132 kW. Konsumsi listrik yang sangat tinggi ini berarti sistem tersebut harus diimbangi dengan sistem pendingin yang sesuai. Dan sayangnya, sistem pendingin konvensional tidak mampu menangani panas yang dihasilkan oleh komponen berkekuatan tinggi tersebut.
Selain itu, rak Blackwell versi awal ditemukan memiliki masalah konektivitas, yang menambah masalah selain panas berlebih. Masalah interkoneksi ini terjadi pada koneksi antara satu chip dengan chip lainnya.
FYI, rak GB200 dapat memuat hingga 72 chip Blackwell. Dan desain rak server saat ini terbukti tidak mampu menangani panas yang dihasilkan oleh chip tersebut.
Alhasil, Nvidia juga memerlukan perubahan desain dari pemasoknya. Selain itu, penyelesaian masalah ini memerlukan kombinasi banyak hal, seperti optimalisasi tingkat chip, pengembangan solusi pendinginan, dan perubahan menyeluruh pada infrastruktur rak server.
Masalah Blackwell telah menyebabkan perusahaan seperti Amazon Web Services, Google, Microsoft dan Meta untuk sementara mengurangi pesanan rak GB200. Faktanya, perusahaan teknologi besar ini telah memesan lebih dari US$10 miliar dari Blackwell.
Misalnya, Microsoft awalnya merencanakan rak GB200 yang berisi setidaknya 50.000 chip Blackwell di pusat data mereka di Phoenix, AS. Namun, karena masalah tersebut, mitra kecerdasan buatan Microsoft, OpenAI, mengubah pesanannya ke chip Hopper yang lebih lama.
Dampaknya langsung terasa pada Nvidia, sahamnya anjlok 4% setelah berita penundaan pesanan tersebar.
CEO Nvidia Jensen Huang juga menampik tudingan overheating. Menurutnya, pada pengujian pertama, rak server yang berisi 72 chip Blackwell dijinakkan dengan sistem pendingin air. Tonton “Google Video: Pusat Data Berkemampuan AI Terbesar ke-2 di Indonesia di Asia Tenggara” (asj/rns)