Jakarta –

Elon Musk disebut-sebut dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Administrator NASA Bill Nelson bahkan menyerukan penyelidikan atas laporan Wall Street Journal yang menyebutkan Musk dan Putin telah melakukan kontak rutin sejak akhir tahun 2022.

Laporan tersebut, yang mengklaim bahwa pendiri SpaceX membahas masalah pribadi, komersial, dan geopolitik dengan para pemimpin Rusia, meningkatkan kekhawatiran keamanan nasional. Hubungan SpaceX dengan NASA dan militer AS dapat memberi Musk akses ke pemerintah AS dan informasi intelijen sensitif.

“Saya tidak tahu apakah cerita itu benar. Saya kira itu perlu diselidiki. Jika benar cerita bahwa ada beberapa percakapan antara Elon Kasturi dan Presiden Rusia, maka saya kira itu terutama tentang NASA. Sebab Departemen Pertahanan, untuk beberapa badan intelijen,” kata Nelson.

Beberapa pejabat AS telah menyatakan keprihatinannya mengenai interaksi Musk dengan musuh AS seperti Rusia. Beberapa pejabat Gedung Putih mengatakan mereka tidak mengetahui kontak Musk dengan Putin. Tampaknya informasi mengenai diskusi tersebut dirahasiakan oleh pemerintah.

Dilansir detikINET CNN, Minggu (27/10/2024) The Wall Street Journal juga memberitakan permintaan Putin kepada Musk untuk tidak mengaktifkan layanan internet satelit Starlink di Taiwan sebagai bentuk bantuan kepada Presiden China Xi Jinping.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Musk dan Putin hanya melakukan panggilan telepon untuk membahas ruang angkasa dan teknologi saat ini dan masa depan.

Musk memainkan peran penting dalam konflik Ukraina dengan menyediakan akses internet Starlink ke Ukraina. Namun dukungan terhadap Musk diperkirakan akan berkurang, dan Musk mengatakan dia ingin mengakhiri perang.

Terminal internet satelit yang disediakan oleh perusahaan Musk telah menjadi sumber komunikasi penting bagi militer Ukraina, memungkinkan mereka untuk berperang dan tetap terhubung ketika jaringan seluler dan internet dihancurkan.

Setelah Musk mengumumkan dukungan awalnya untuk Ukraina, SpaceX tiba-tiba meminta Pentagon membayar puluhan juta dolar sebulan untuk membiayai Starlink di Ukraina. Menanggapi laporan tersebut, Musk kemudian tiba-tiba mengumumkan di Twitter bahwa dia menarik permintaan pendanaannya.

Di saat yang sama, Musk mengadakan pemungutan suara. Setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mempertanyakan opsi perang yang diajukan Musk, pengusaha teknologi itu mengatakan dia masih mendukung Ukraina tetapi khawatir akan terjadi eskalasi besar.

Awal tahun ini, intelijen Ukraina mengklaim bahwa komunikasi satelit Starlink juga digunakan oleh pasukan Rusia di wilayah pendudukan. Rupanya Rusia membelinya dari pihak ketiga. SpaceX melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka tidak melakukan bisnis apa pun dengan pemerintah atau militer Rusia dan layanannya tidak akan beroperasi di Rusia.

Klaim Ukraina muncul setelah terungkapnya penggunaan Starlink dalam peperangan dalam biografi Musk yang ditulis oleh Walter Isaacson. Menurut buku tersebut, Musk tidak menerima permintaan Ukraina untuk mengaktifkan Starlink di dekat pantai Krimea, sehingga mengganggu serangan diam-diam Ukraina terhadap angkatan laut Rusia. Keputusan Musk didorong oleh kekhawatiran Rusia akan membalas dengan senjata nuklir.

Tonton “Video: Kampanye Elon Musk untuk Trump, Sindiran terhadap Perang dan Kejahatan yang Lebih Besar” (fyk/fay)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *