Kepulauan Konave –

Terkadang perempuan menjadi penopang perekonomian keluarga. Apalagi saat penghasilan sang suami tidak jelas, di tengah permasalahan ekonomi, ibu rumah tangga di Desa Langara Tanjung Batu pesisir barat bernama Nani membuktikan bahwa peran perempuan tidak hanya di dapur. Namun hal ini juga dapat dengan mudah menciptakan peluang bisnis yang mengubah hidup: Seorang wanita berusia 45 tahun menangkap cumi-cumi dan memasaknya menjadi acar. Nani memberikan penghasilan tambahan bagi keluarganya dengan memulai bisnis keripiknya pada tahun 2021, terinspirasi dari video YouTube saat ia mencoba memasak masakan tersebut. Dia harus menghadapi banyak kegagalan. Dia menciptakan dirinya sendiri untuk membuat manisan manis dan asam. Motivasi utama Nani memulai usaha ini adalah untuk membantunya dalam perekonomian keluarga. Sebagai istri seorang nelayan, ia menyadari bahwa datang dari laut itu tidak pasti.

“Awalnya saya pergi memancing dengan suami saya, saya pergi memancing, saya pergi memancing, tetapi kemudian saya berpikir apakah saya ingin melanjutkan pekerjaan ini atau tidak. Setelah itu saya menemukan cara membuat kayu untuk membantu keuangan keluarga saya,” ujarnya baru-baru ini kepada detikcom.

Berbekal tekad yang kuat, lulusan sekolah dasar ini pun ingin membuktikan bahwa perempuan mampu berkembang dan berkontribusi di bidang ekonomi. Pasalnya sebagai ibu dari 3 orang anak, Nani bercita-cita menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. “Pengalaman yang saya alami selalu dipengaruhi oleh pendidikan yang saya terima di sana, saya berharap bisa seperti mereka. Akhirnya saya berinisiatif membuat pohon cumi,” ujarnya. Proses produksi awal dilakukan dengan peralatan sederhana dan pengemasan sederhana. Baru pada tahun 2023, Nani memperbaiki kemasan stik cumi dengan bantuan Yayasan Bina Insani Kendari. Merek Stik Kalabutang Sotong ini menambah daya tarik produknya di pasaran. Setiap produksinya, Nani bisa membuat 30 bungkus keripik dari 2 kilo bahan baku. Apalagi jika ada pesanan dalam jumlah besar dari luar daerah. Nani memanfaatkan internet yang baru ada beberapa tahun terakhir ini untuk memasarkan stik cumi miliknya. Pedalaman Kepulauan Konave Karena sebelum ada internet mereka berjualan door to door. Ia kini bisa menjual produknya seperti Bau Bau dan Kendari hingga ke luar pulau.

Internet telah menjadi jembatan penting dalam perkembangan bisnis keripik Nani. Melalui media sosial seperti Facebook dan WhatsApp, Nani bisa menjual produknya tanpa batasan geografis. “Sejak ada internet saya menemukan internet marketing melalui Facebook, WA sangat membantu. Saya biasanya membuat story di Facebook atau WA, biasanya ketika ada teman yang mengomentari pesan yang menyuruh saya untuk mengirimkannya,” jelasnya.

Nani berharap mendapat lebih banyak dukungan dari pemerintah. Baik dari segi pendidikan maupun bantuan keuangan. Dengan bantuan tersebut, Ia optimistis mampu lebih mengembangkan usahanya, memperluas pasar, dan meningkatkan kapasitas produksi.

Sebagai informasi, saat ini total ada 35 menara atau stasiun komunikasi BTS di Konawe Kepulauan pada tahun 2018 hingga 2022. Akses informasi dan teknologi bagi warga Wawonii

Detikcom bekerja sama dengan BAKTI, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaksanakan proyek Tapal Perbatasan untuk mengevaluasi perkembangan ekonomi. Infrastruktur dan pemerataan akses internet di daerah 3T (tertinggal, perbatasan, dan pinggiran Ikuti beritanya). Dapatkan program Tapal Batas yang inspiratif, unik dan seru di tapalbatas.detik.com!

Video “Selamat tinggal jalan rusak! Pendaftaran Puskesmas Wawonii kini selesai secara online” (prf/ega)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *