Jakarta –

Maskapai penerbangan Amerika Southwest Airlines digugat pemerintah hingga Rp 10 miliar. Maskapai ini dituduh sering menunda dan mengganggu perjalanan penumpang.

Nypost dimulai pada Sabtu 18/18/2025 Departemen Transportasi AS telah mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Distrik AS untuk California Utara, menuduh Souhwest beroperasi berdasarkan rencana yang tidak realistis. Maskapai ini menghadapi hukuman perdata.

Kementerian Kehakiman juga ikut serta dalam gugatan tersebut. Dalam lima bulan hingga tahun 2022, Southwest mengalami dua penerbangan yang tertunda secara kronis, menurut USDOT. Satu antara Chicago Midway dan Oakland, California dan yang lainnya antara Baltimore dan Cleveland.

“Tindakan hari ini mengirimkan pesan kepada semua maskapai penerbangan bahwa Departemen ini siap untuk pergi ke pengadilan untuk menegakkan perlindungan penumpang,” kata Menteri Transportasi AS Pete Buttig.

Pada Rabu (15/1), Kementerian Perhubungan juga mengumumkan telah mendenda Frontier Airlines sebesar US$650.000 (sekitar Rp 10,6 miliar) karena menyebabkan penundaan penerbangan yang serius.

Selain itu, maskapai ini diharuskan membayar US$325.000 (sekitar Rp 5,3 miliar) dan sisanya jika menolak melanjutkan penerbangan yang tertunda secara kronis selama tiga tahun berikutnya.

Pejabat Southwest mengatakan mereka kecewa karena USDOT memutuskan untuk mengajukan gugatan atas dua penerbangan yang terjadi lebih dari dua tahun lalu.

Southwest mengatakan pihaknya telah menerbangkan lebih dari 20 juta penerbangan sejak 2009 tanpa ada pelanggaran lebih lanjut.

“Klaim bahwa kedua penerbangan ini memiliki jadwal yang tidak realistis tidak dapat dipercaya jika dibandingkan dengan kinerja kami selama 15 tahun terakhir,” kata Southwest.

“Pada tahun 2024, Southwest akan mengoperasikan lebih dari 99 persen penerbangannya tanpa pembatalan, memimpin industri ini,” tambah maskapai tersebut.

Menurut peraturan USDOT, sebuah maskapai penerbangan mengalami penundaan kronis jika mengoperasikan setidaknya 10 penerbangan per bulan dan mengalami penundaan lebih dari 30 menit pada setidaknya 50 persen penerbangannya. Namun tidak jelas apakah pemerintahan berikutnya yang dipimpin oleh Donald Trump akan melanjutkan gugatan tersebut.

Pada bulan Desember 2023, Southwest setuju untuk menerbitkan voucher perjalanan senilai $90 juta (sekitar Rp1,47 triliun) kepada 75 (Rp1,2 juta) atau lebih penumpang yang mengalami penundaan setidaknya selama tiga jam karena masalah tersebut. perusahaan penerbangan.

Langkah ini merupakan bagian dari resolusi pembatalan liburan Desember 2022 USDOT. Saksikan video “Serunya di Turi Beach Resort Batam” (wkn/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *