Jakarta –
Budiman Sudyatmiko, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), mengatakan masyarakat miskin dilibatkan dalam pelaksanaan program pangan gratis (MBG).
Menurut Budiman, masyarakat miskin ini kemudian bisa bersatu dan menjadi lebih kuat melalui koperasi, usaha kecil menengah, bahkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Dari sana mereka bisa bekerja di dapur MBG atau terlibat di industri terkait lainnya.
“Tentu saja masyarakat miskin tidak bisa berdiri sendiri. Tapi masyarakat miskin bersatu dalam koperasi, masyarakat miskin diajak oleh perusahaan pedesaan, terutama masyarakat miskin pedesaan, masyarakat miskin kemudian diajak oleh pengusaha menengah di provinsi dan kabupaten masing-masing.” Sangat mungkin masyarakat miskin bekerja di dapur,” kata Budiman saat ditemui wartawan di Gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2025).
Budiman yakin melalui rencana tersebut, pemerintah dapat memberikan sumber pendapatan baru bagi masyarakat miskin sekaligus melaksanakan program progresif Presiden Prabowo Subianto.
Apalagi yang terpenting dalam pengentasan kemiskinan bukan hanya meningkatkan produktivitas masyarakat kelas menengah ke bawah atau masyarakat miskin, tapi juga bagaimana mereka bisa memiliki sumber pendapatan baru.
“Karena keberhasilan pengentasan kemiskinan masyarakat miskin, puncak keberhasilannya bukan hanya membuat mereka lebih produktif, tidak hanya membuat mereka mau bergabung dalam koperasi, tapi juga memiliki PO, surat pesanan pembelian produknya, pasar, katanya.
“Kalau masyarakat miskin produktif, itu bagus, petani kita bekerja efisien dari pagi, perajin kita produktif, tapi siapa yang akan membeli? Negara ingin membeli dalam jumlah banyak, ini selalu menjadi mata rantai yang hilang,” jelas Budiman sekali lagi. .
Menurutnya, tidak hanya program pangan gratis saja, masyarakat miskin juga bisa mengikuti program tersebut untuk 3 juta rumah tangga dalam setahun. Dalam hal ini, mereka dapat bekerja untuk menghasilkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut.
“Kami sekarang sedang mengembangkan rencana bagaimana melibatkan masyarakat miskin melalui BUMDES, melalui koperasi, melalui plasma nuklir dengan pengusaha menengah untuk menyediakan pasokan pangan dan juga program perumahan. Pasir, kayu, semen, batu, ubin, dll.” kata Budiman.
“Karena sampai saat ini produktivitas masyarakat sangat tinggi, sing teko ora tuku-tuku, sing tuku ora teko-teko (yang ke depan jangan beli, jangan beli, jangan datang ya? Ayo ), namanya negeri, nyanyi teko tuku (beli “Itu dia” katanya.
Simak Videonya: Strategi Pengusaha Makanan Menyiapkan Menu MBG Dengan Anggaran Rp 10 Ribu
(hns/hns)