Jakarta –

Pasar Bunga Rawa di Jakarta Barat merupakan pusat bunga segar terbesar di Asia Tenggara. Setidaknya ada 400 pedagang di kawasan ini yang menjual bunga potong segar, bunga semprot, bunga kering, dan karangan bunga.

D.D., penjual bunga segar dan bunga semprot, mengatakan situasi penjualan di kawasan ini stabil sepanjang tahun. Artinya, berbeda dengan pasar-pasar yang selama ini sepi.

Namun, dia yang sudah berjualan di pusat bunga terbesar di Afrika Selatan sejak 1986 ini mengaku merasa pasar sepi pembeli menjelang Tahun Baru Imlek tahun ini selama pandemi Covid-19.

“Sekarang bisnis lagi down. Kalau Januari tahun baru Imlek pasti ramai di bulan Juni dan Oktober. Pohon jeruk sama sibuknya dengan pohon merah. Sekarang hari apa? Sudah berakhir sekarang, tidak ada yang mau beli, Kata DD saat dihubungi Detikcom, Selasa (14/1/2025).

“Tahun ini masyarakat resah, masyarakat resah banget. Cuma menjelang tahun baru, tidak ada pergerakan, tidak ada pergerakan. Baru tahun ini, bukan sebelumnya. Dalam waktu dekat. Saat pandemi terjadi.

Namun saat Imlek atau hari besar lainnya, omzetnya bisa mencapai dua kali lipat bahkan lebih. Apalagi karena banyak dijual dan masih banyak jenis tanaman lainnya, sebaiknya Anda membeli bunga untuk ditanam.

“Kalau Imlek biasanya orang beli 10 bungkus, mungkin sekali 15 bungkus. Jadi bisa masuk 40 bungkus lagi, dan jam setengah sebelas biasanya sudah habis. (Jadi penjualannya meningkat?) Katanya. Berapa ?

Menurut dia, jumlah pembeli berkurang karena hujan saat ini lebih deras dan lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya pasar bunga 24 jam ini hanya sepi saat hujan.

“Sudah beberapa hari ini hujan tak kunjung reda dari pagi hingga sore. Seperti hari ini, hujan masih akan reda, setidaknya akan turun hujan lagi. Kalau musim hujan, tidak ada yang ke pasar karena tidak ada yang datang. jual,” jelasnya.

Hujan deras tidak hanya merugikan pembeli yang datang ke pasar, tapi juga cepat layu dan merusak bunga segar pedagang. Hal ini memaksa para pedagang pasar membuang barang dagangannya.

“Walaupun sepi pak, kalau kita tetap di sini, kita akan kehabisan apa yang kita punya. Karena bunga-bunga ini bisa mengering. Jadi, kalau masih segar dan kering, belilah sekarang, semoga bermanfaat tiga hari ke depan. Bagus, tapi “Kalau musim hujan, ya sudahlah, sehari lagi pecah. Apalagi jika hujan.”

Namun di sisi lain, DD mengakui pedagang harus selalu membeli bunga dari petani, baik sibuk maupun lambat. Akibatnya, jika penjualan lambat, pedaganglah yang harus menanggung bebannya.

“Jadi misalnya kalau lagi ramai kita tidak ambil, kalau sepi tidak kita ambil. Jadi kalau sepi kadang kita tidak kembalikan modalnya seperempat pun,” kata Didi.

Sementara itu, Evan, salah satu penjual bunga pemula lainnya, juga mengatakan penjualan bunga harian di wilayah tersebut akan tetap stabil sepanjang tahun. Berkat itu, ia mengaku dalam kondisi normal ia bisa mendapat penghasilan lebih dari 5 juta dolar sebulan.

“Sebulan itu lebih dari 5 juta. Kalau mau hari besar, ‘Sedikit ya, kita dapat sedikit’,” jelas Yuvan.

Ia mengatakan, dalam kondisi normal, toko bunga tersebut mungkin puncaknya memiliki 15 pelanggan. Sementara itu, dia bisa mendapatkan 5 Gubernur selama masa tenangnya.

“Kalau ramai sehari paling banyak sekitar 15 orang. Kalau sepi kadang 5 orang. , “katanya.

Namun, menurut dia, pasar bunga di Rawa Estate sudah lebih dari seminggu sepi pembeli akibat hujan di Jakarta. Padahal, harga bunga tergantung tingkat kesegarannya.

Oleh karena itu, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menjual bunga tersebut, maka keuntungannya akan semakin rendah. Terkadang, alih-alih mendapat untung, mereka malah menjual dengan kerugian.

“Bunga aster harganya 20.000 birr seikatnya, dengan sedikit sulaman harganya turun menjadi 15.000. Sepiring bunga hanya 5.000 birr. (Bagaimana piring bunga bisa dijual murah?) Piring bunga adalah pakaian bersulam kecil, bukan?”

“Satu bungkus bunga mawar harganya 40.000 rubel. Hanya bisa dikeluarkan dari batangnya dan dijadikan vas jika sudah agak basah. Kalau masih belum terpakai, buang saja,” kata Ivan. (fdl/fdl)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *