Jakarta –

Ni Luh Puspa merupakan salah satu dari beberapa wakil menteri yang dilantik pada Senin (21/10/2024) di kabinet Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia menjadi Wakil Menteri Pariwisata (wamenpar) bersama Vidiyanti Putri Vardhanan yang menjadi Menteri Pariwisata.

“Saya tidak menyangka akan sampai di titik ini,” kata Ni Luh Puspa.

Wanita bernama asli Ni Luh Enik Yermavati ini bersyukur mendapat kesempatan menjadi wakil menteri. Puspa bersyukur atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.

“Bagi Bapak H. Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Rak selaku Presiden RI dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029, saya merasa terhormat bisa berkontribusi pada dunia pariwisata Indonesia sebagai Wakil Menteri. Pariwisata Republik Indonesia tahun 2024 -2029,” ujarnya dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024). Sekundny dilantik menjadi Wakil Menteri Pariwisata.

Puspa lahir pada tanggal 18 November 1986 dan berasal dari Desa Selat, Buleleng, Bali. Ia bekerja sebagai jurnalis televisi sebelum diangkat menjadi wakil menteri oleh Prabowo. Ia akhirnya memutuskan melepas status jurnalisnya dan menerima tawaran Prabowo untuk bergabung dalam kabinet Merah Putih.

“Dari awal Pak Prabowo dan Mas Gibran diberi kesempatan masuk kabinet yang dipimpinnya, saya sudah memikirkannya, mendiskusikannya dengan suami dan keluarga saya,” kata Puspa.

“Dan setelah direnungkan, saya yakin ini bukan soal politik atau kepentingan, tapi soal tanggung jawab negara,” lanjutnya.

Dalam menunaikan tugas negara tersebut, Puspa merasa terpanggil untuk berusaha semaksimal mungkin dan berkontribusi dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Dalam tujuan mulia itu, Puspa pun mendapat dukungan dari keluarganya.

“Reaksi keluarga tentu sangat baik, sekali lagi karena ini adalah panggilan tugas kepada negara, seluruh anggota keluarga mempunyai pendapat yang sama tentang mengharumkan nama bangsa dan mendoakannya,” ujarnya. Hidup sebagai Wakil Menteri Pariwisata Puspa

Puspe mempunyai masa kecil yang sulit dan penuh dengan banyak pengalaman. Semasa kecil, ia bergabung dengan orang tuanya dalam program pemukiman kembali di Sulawesi. Namun pada usia tujuh tahun, Puspa kembali ke Bali dan dibesarkan di bawah asuhan kakek dan neneknya.

Puspa tinggal di desa kecil dan dulunya tinggal di desa yang tidak kekurangan listrik dan air. Saat bersekolah, ia juga harus menempuh jalur yang agak sulit karena keterbatasan infrastruktur.

Puspa kecil pun harus bekerja membantu kakek dan neneknya memenuhi kebutuhan hidup. Ia juga pernah menjual tali buatan kakeknya dan ayam di desanya. Ni Luh Puspa malah jadi pemecah batu.

Semasa SMA, Puspa juga bersekolah sambil bekerja sebagai At Home Aide (ART). Sebagai anak pertama, ia memilih bekerja dibandingkan menerima beasiswa kuliah untuk membantu adik-adiknya belajar.

Selain anggota keluarga, Puspa juga bekerja sebagai penjual keliling dan petugas kebersihan, staf hotel, dan buruh pabrik garmen. Ia menabung uang hasil pekerjaannya untuk melanjutkan kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sejak Puspa masuk perguruan tinggi pada usia 24 tahun, ia diejek karena sudah tua dan baru mulai kuliah.

Puspa memulai karirnya di bidang jurnalisme pada tahun 2010 saat bekerja di sebuah stasiun radio lokal di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia juga bergabung dengan Sun TV Makassar sebagai pembawa acara pada tahun 2012.

Karier Pouspe melejit setelah bergabung dengan Kompas TV pada tahun 2018. Berkat dedikasinya pada dunia jurnalisme dan kepiawaiannya berbicara di depan umum, namanya pun semakin dikenal masyarakat.

Puspa bahkan dipercaya menjadi pembawa acara atas namanya sendiri, “NI LUKH” yang membahas berbagai isu sosial, politik, dan budaya. Pengalaman Puspe dalam mempengaruhi masyarakat rupanya yang membuat Prabowo memilih dirinya untuk memimpin dunia pariwisata Indonesia. Ia kerap berbagi keindahan Bali dan tempat wisata di Indonesia.

Menjadi mantan jurnalis tentu membuka peluang bagi Puspa untuk mengunjungi banyak tempat di Indonesia dan dunia. Melalui akun Instagramnya, ia tak hanya membagikan aktivitas jurnalistiknya, namun juga beberapa kali membagikan momen relaksasi.

Selain berbagi keindahan Bali dan budayanya, Puspa juga mengunjungi Labuan Bajo, Belitung, Candi Borobudur, serta Singapura dan Nepal.

Puspa juga terlihat gemar mendaki dan berlari. Saksikan videonya: “Video: Kisah Nee Lu Pushpa yang Didekati Mayor Teddy untuk Masuk Kabinet” (sym/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *