Jakarta-
Pengusaha menjawab saran Menhub Dudy Purwagandhi dalam seminggu sebelum Idul Fitri (WFA). Tujuan proposal ini adalah untuk mengungkapkan kepadatan lalu lintas selama pengembalian rumah.
Presiden Apindo, Bob Azam, percaya bahwa politik tidak dapat diringkas untuk semua karyawan. Karena ada beberapa tugas yang masih membutuhkan objek nyata untuk produksi.
Dia mengatakan: “Untuk pabrik, layanan, dan orang lain yang membutuhkan keberadaan fisik, kami berharap bahwa politik tidak boleh menyebabkan logistik dan dunia bisnis menyebabkan ekonomi berbakti tinggi.”
Bob mengatakan bahwa kebijakan WFA bisa cocok untuk keberadaan keberadaan internal.
Pada saat yang sama, Presiden Buruh, Jaminan Sosial dan DPP DPP DPP Jakarta Nurjaman mengatakan kebijakan WFA mengharuskan pemerintah untuk meninjau proposal tersebut. Meskipun dia menghargai Departemen Transportasi WFA, Nurjan meminta pengusaha untuk membicarakannya. Nurjan mengatakan bahwa beberapa kelas harus terus melayani masyarakat.
Dia berkata: “Pada saat yang sama, tidak mungkin meringkas semua perusahaan. Anda perlu memeriksa dan memanggil dunia bisnis untuk berbicara. Untuk beberapa kelas, ini tidak mungkin. Bahkan beberapa kelas masih harus melayani masyarakat.”
Sebelumnya, WFFA diusulkan berlaku pada 24-27 Maret 2025, atau sebelum perayaan Idul Fitri dan Nyepi. Menteri Transportasi mengajukan proposal ini dengan ruang pengadu Komite Dewan pada hari Kamis, 23 Januari 2025 di Konferensi Pekerjaan Gabungan. Proposal diusulkan pada hari libur kedua (yaitu Nyepi dan Idul Fitri).
Jika Anda meninggalkan Festival Nyepi bersama -sama, itu jatuh pada 28 Maret 2025, dan liburan Anda akan dimulai pada 30 Maret 2025. Melihat ini, Dudy menghargai bahwa pihak yang berkepentingan dapat menemukan kepadatan lalu lintas.
“Kami melihat dari 28 hingga 30 Maret, dengan mempertimbangkan bahwa kami memiliki tiga hari untuk menunjukkan tantangan pelancong. Tampaknya waktu penuh dengan tantangan. Dia mengatakan pada hari Kamis (23/1/2025). (ILY/ARA)