Jakarta –

Ombudsman Republik Indonesia (RI) menilai bahwa orang yang bertanggung jawab atas program nutrisi gratis (MBG) belum jelas, baik di tingkat pusat maupun regional. Namun, tidak ada laporan dari laporan publik yang diterima Ombudsman tentang implementasi MBG.

“Belum, itu bukan (ada laporan) karena kita melihatnya, program ini belum seperti harapan. Siapa orang utama yang bertanggung jawab? Jadi di wilayah siapa? ‘ Presiden Ombudsman Indonesia Mokhammad Najih, pada hari Rabu (22/1/2025), mengatakan kepada wartawan di Gedung Pusat Ombudsman, Jakarta.

Namun demikian, Najih mengatakan partainya akan terus memberikan informasi kepada penyelenggara MBG untuk memastikan proses menggunakan Anggaran Negara (APBN). Karena program prioritas Presiden Pabowo juga terlibat dalam anggaran regional (APBD).

“Kami juga memberikan beberapa saran yang terkait dengan implementasi nutrisi nutrisi gratis, apakah itu bagaimana aliran penggunaan sepenuhnya APBN? Atau apakah Anda juga menggunakan APBD? Karena kami juga mendengar di daerah tersebut, mereka diminta untuk reorientasi untuk berkonsentrasi pada memusatkan beberapa persentase APBD untuk mendukung makan siang gratis.

Najih mengatakan program MBG di beberapa daerah masih dalam fase uji. Dalam hal ini, Ombudsman juga akan memberikan bantuan dalam memastikan MBG dengan harapan yang direncanakan.

Dengan merujuk pada penemuan kasus keracunan program MBG, Najih juga mengklaim tidak menerima laporan publik. Menurutnya, kasus keracunan karena MBG adalah peristiwa yang tidak diinginkan.

“Situasi yang tidak diinginkan mungkin, ya, mungkin. Meskipun ada juga aspek potensial karena pengabaian prosesor material, mungkin masakannya kurang matang, atau bagaimana, kita tidak tahu secara rinci,” pungkasnya.

Sebelumnya, lusinan siswa dari SDN Dukuh 3, Sukoharjo, Central -java, diduga meracuni setelah makan paket MBG. 40 anak mengalami mual dan muntah dirawat dan ditingkatkan dalam satu kondisi.

Kepala komunikasi presiden, Hasan mengatakan Nosbi, para siswa diduga muntah setelah makan ayam yang diasinkan.

“Ada sebuah insiden di salah satu sekolah yang dilayani oleh SPPG di Sukoharjo. 40 anak -anak makan ayam yang diparkir dengan mual dan muntah. Anak -anak ini dirawat dan dirawat di Puskesma terdekat dan situasinya kembali,” kata Hasan kepada wartawan. , Kamis (1/16).

Sementara itu, kepala Badan Nutrisi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan, insiden itu adalah masalah yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan manusia. Dia menekankan bahwa tidak ada pelanggaran pop dalam insiden itu.

“Tidak ada (pelanggaran pop), hanya kesalahan teknis. Semuanya telah diselesaikan, hanya kesalahan manusia yang terjadi dan diatasi,” kata Dadan Jumat (1/17) setelah pertemuan terbatas di Istana Merdeka, Jakarta.

Dadan menambahkan bahwa para siswa yang mengalami keracunan diperlakukan dan kembali ke sekolah. Dia juga mengkonfirmasi bahwa partainya telah melakukan pencegahan sehingga insiden serupa tidak akan terjadi lagi. Tonton video “Video: BGN memeriksa jika bagian makanan gratis cocok dengan jumlah kebutuhan gizi” (RRD/RRD)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *