Jakarta –

Anggota Rumah Perwakilan VI menemukan bahwa total utang dimiliki oleh PT POS Indonesia (Persero). Seorang anggota DPR Ri Dari Darmadi Durianto mengatakan bahwa Pt Pos Indonesia pada tahun 2024 menarik pinjaman bank pendek 3,2 triliun rp.

Darmadi mengatakan pinjaman pada tahun 2022 meningkat dari 707 miliar dp. Dia percaya bahwa peningkatan pinjaman ini disebabkan oleh rasio utang dan ekuitas (der) hingga memburuk hingga 80%.

“Jadi, jika saya melihat bahwa Anda menarik pinjaman bank jangka pendek RP jangka pendek. 707 miliar sekarang Rp. 10/2025).

Ini adalah reaksi terhadap Direktur Keuangan dan manajemen risiko PS Indonesia (Persero) eny Pattia Rahmadi Abdurrahman mengakui bahwa PT jangka pendek yang dipinjam Indonesia telah meningkat secara signifikan. Ini karena pembayaran yang tidak diterima dari proyek pemerintah 1,8 triliun rp. Dia mengatakan bahwa pada akhir Januari masih ada sekitar 800 miliar proyek pemerintah.

“Memang benar bahwa pinjaman jangka pendek telah meningkat secara drastis. Ada dua hal, yang pertama, yang meningkat karena klaim kami atau PYMHD, pembayaran yang tidak menerima kemarin dari proyek -proyek pemerintah pada akhir Januari masih ada di sekitar DP. .

Endy menambahkan bahwa pada akhir 2024 PT POS Indonesia masih sekitar 1,2 triliun rp. Dia menjelaskan bahwa utang itu digunakan untuk mendukung pertumbuhan masyarakat.

“Faktanya, dalam proses logistik ini, pembayaran tidak dalam jangka pendek selama 3 bulan, 6 bulan dan bahkan proyek pemerintah adalah 9 bulan. Pak Faizal juga menjelaskan bahwa Kementerian Sosial 2023 adalah 230 miliar RP dan 2024 belum dibayar dan 2024, ”tambahnya.

Direktur PT POS Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi mengakui utang yang saat ini macet karena sebagian besar pembayaran tidak diterima dari proyek pemerintah. Dia juga mengakui pengurangan laba bersih karena kewajiban untuk membayar kembali bunga yang terhutang.

“Memang benar bahwa benar -benar ada tuntutan atau pimd, yang saat ini 80% dari pemerintah dan merupakan sol selatan selatan selatan dengan anggaran pemerintah terbatas untuk menunda pembayaran,” kata Faizal.

Wakil Ketua Komisi Perwakilan VI, Andre Rosiade, juga mengajukan daftar klaim PT POS Indonesia. Hal ini dilakukan agar parlemen Indonesia dapat mengendalikan dan membantu dengan akun sehingga PT Pos Indonesia tidak akan melanjutkan klaimnya.

“Jadi kami dapat mengendalikan dan membantu mengumpulkan. Kita bisa menjadi kata -kata kasar dengan Menteri Bumna, kita bisa menjadi kata -kata kasar dengan Menteri Sosial, ”jelasnya. (Rd/rd)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *