Jakarta –
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memerintahkan Boulog Perum untuk mengisap 2,1 juta ton beras selama panen. Penyerapan beras berasal dari hubungan antara pengusaha beras dan padi (pasta).
Keputusan ini didasarkan pada konsekuensi dari Kementerian Pertanian, TNI/Polri, Bug dan Parapadi. Pertemuan koordinasi diadakan pada hari Senin 10/2/2024 di Kementerian Pertanian.
“Alhamdulillah, hari ini, kami sepakat untuk mengisap beras yang setara dengan 2,1 juta ton beras. Kami setuju dengan semua penggilingan melalui Indonesia.” Katanya.
Harga pembelian di tangki blug adalah 12.000 rp/kg. Total target 2,1 juta ton adalah bagian dari alokasi 3 juta ton cadangan makanan pemerintah (CPP) pada tahun 2025.
“Alhamdulillah, tujuan kami adalah 3 juta ton. Ini adalah 60% dari komitmen kami di tangan ini.”
Sisa 900 ribu ton akan diserap oleh Bult oleh petani. Harga biji -bijian adalah 6.500 rp/kg.
Kementerian Pertanian menandatangani kerja sama dalam implementasi padi -padi ini. Ini dilakukan untuk mencegah penyimpangan.
“Kami menandatangani nota nota dengan Kepala Polisi Nasional. Kami bekerja bersama oleh polisi untuk menghindari penyimpangan di daerah itu.”
Sebelumnya, Amran mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subsidia telah memesan 3 juta ton mengisap beras hingga April 2025 (Tempel), Kamis (1/30).
Penyerapannya akan menjadi cadangan Padi Pemerintah (CBP) sebagai pasokan untuk harga intervensi dan pasokan beras di pasar.
“Kami sepakat untuk menyedot hingga 3 juta ton hingga April 2025 hingga April 2025, sebagai instruksi presiden sebelum pergi ke India. Dan hari ini kami mengikuti hari ini,” kata Amran.
Amran menuntut penyerapan yang signifikan karena produksi beras akan lebih dari 4 juta ton. Ini adalah kebutuhan untuk penyerapan untuk mencegah harga panen kering (GKP) jatuh.
(ACD/ACD)