Jakarta –
Salah satu asumsi yang sering muncul di komunitas adalah bahwa pria dianggap berlebihan atau berlebihan ketika mereka demam. Pria bisa terlihat lemah dari sebelumnya dan bahkan cenderung memasuki orang yang peduli padanya.
“Sesuar, mengapa kamu demam seperti bayi?” Tulis X. Gunakan.
“Pria jika Anda demam, dunia terasa seperti ingin menyelesaikannya,” jelas X.
Ini menjadi aneh karena kebanyakan pria biasanya terlihat normal jika mereka menderita cedera atau cedera fisik yang mungkin tampak lebih intens. Tampaknya menjadi penjelasan medis yang Anda tahu.
Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa pria cenderung mengalami infeksi penting lebih dari wanita ketika mereka sakit. Ini terlihat di awal Pandemi Covid-19, ketika rumah sakit dan tingkat kematian didominasi oleh pria.
Hal yang sama terjadi selama flu -pandmium flu 1918, ketika lebih banyak pria meninggal daripada wanita.
Peneliti Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Matthew Memoli mengatakan dalam sebuah penelitian, laki -laki kurang berhati -hati untuk mencegah penyakit, karena lebih jarang penggunaan topeng atau mencuci tangan. Pria cenderung membuat lebih banyak perilaku sakit seperti merokok, alkohol, dan ragu -ragu untuk menemukan perawatan medis.
Ini pada akhirnya memperburuk orang ketika mereka sakit.
Studi lain juga telah menemukan perbedaan biologis mengenai sistem kekebalan pria dan wanita. Penelitian ini dilakukan pada hewan dan manusia.
Profesor Mikrobiologi Molekuler dan Imunologi Johns Hopkins University, Sabra Klein mengatakan bahwa wanita sering membuat respons kekebalan yang lebih besar dibandingkan dengan pria. Sel kekebalan wanita lebih cepat menghilangkan serangan asing, seperti virus dan bakteri.
Ketika ancaman diidentifikasi, sistem kekebalan wanita melepaskan lebih banyak protein inflamasi yang disebut sitokin. Sistem kekebalan wanita juga menghasilkan banyak antibodi sebagai respons terhadap virus dan vaksin yang membantu melawan infeksi.
“Tentu saja ada perbedaan individu -faktor perbedaan, tetapi wanita cenderung memulai jenis respons lebih cepat dan kami mengaktifkan dan membuat protein resisten yang lebih besar,” Klein mengutip bahwa NY Times mengatakan Senin (17/02/2025).
Berikutnya: dapat diserang oleh faktor genetik
(AVK/KNA)