Jakarta –

Pada awal tahun, pemerintah mengulangi beberapa produk makan untuk menargetkan makanan, termasuk gula impor. Namun, pemerintah baru -baru ini memutuskan untuk mengimpor gula (gula asin) sebagai toko 200.000 ton.

Sebagai tanggapan, kepala kedutaan nasional dan simbolisme makanan adalah 90%. Keputusan untuk mengakhiri hutang, karena pemerintah telah menemukan biaya gula, meskipun cukup untuk menghasilkan produksi lokal.

“Jika produksi 90% hingga 100% selesai. Sejauh ini, hingga 700.000 ton tahun lalu”, kami meneliti 700.000 dengan 700.000. “2/2025).

Sekarang, kadar gula telah mencapai 4,5 juta ton. Di sisi lain, kebutuhan untuk memancing adalah 250.000 ton. Diperkirakan bahwa di samping visi sudah cukup untuk 5 bulan ke depan.

Menurutnya, ketika biaya gula naik selama April – Mei, biaya gula naik, dan itu akan naik.

“(Implementasi gula) juga merupakan penghematan makanan komersial. Kami tidak memiliki 200.000 ton. Kami berdiri bahwa gula cadangan harus dihilangkan.

Menurut Arik, biaya gula di petani telah mencapai 15,700 / kg. Faktanya, pemerintah telah menempatkan harga untuk 14,5000 / kg. Karena itu, ia menjelaskan bahwa pemerintah harus mempertahankan biaya gula di pertanian.

Visi juga telah dijamin bahwa buah buah dibuat untuk produk, tetapi untuk gula. Pentingnya akan dikirimkan ke informasi pribadi, PT Perkebuuno Nusnaararras (PTPN).

Namun, ketika aplikasi memasuki orang Indonesia, ia tidak dapat memastikan tentang aplikasi tersebut. Dia saat ini berbicara tentang salib.

“Waktu sering membutuhkan waktu karena beberapa menit kami akan yakin dengan agen makanan ini, layanan lembaga yang relevan. Kementerian makanan adalah persiapannya.

Periksa video “Zulhas”: Tahun ini tidak memiliki nasi, gula, dan garam! “:

(RRD / RDD)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *