Jakarta –
Dalam dua dekade terakhir, Penyakit ini telah menjadi jenis kanker yang berkembang pesat, terutama di negara-negara Barat. Di antara banyak faktor, kebiasaan seks oral diyakini menjadi salah satu penyebab kondisi ini.
Misalnya, Di Amerika Serikat, Data tahun 2001-2017 menunjukkan peningkatan rata-rata 2,7% per tahun pada pria. Pada saat yang sama, angka tersebut meningkat sekitar 0,5 persen per tahun pada perempuan.
Di Inggris, 3.000 kasus baru kanker nasofaring didiagnosis setiap tahunnya. Data menunjukkan bahwa 70% kanker nasofaring berhubungan dengan infeksi HPV.
Kanker nasofaring merupakan salah satu jenis kanker nasofaring yang biasanya muncul di amandel dan bagian belakang tenggorokan.
Science Alert menyebutkan penyebab utama kanker ini adalah human papilloma virus (HPV) yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Inggris, kanker nasofaring bahkan lebih umum terjadi dibandingkan kanker serviks.
HPV biasanya ditularkan secara seksual. Salah satu faktor risiko khususnya pada kanker nasofaring berhubungan dengan kebiasaan seks oral. Jika seseorang mempunyai kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual, kebiasaan ini justru lebih berbahaya.
Orang yang melakukan 6 kali atau lebih seks oral dalam hidupnya memiliki kemungkinan 8,5 kali lebih besar terkena kanker nasofaring dibandingkan orang yang tidak pernah melakukan seks oral.
Sebuah studi tentang tren perilaku menunjukkan bahwa seks oral adalah hal biasa di beberapa negara. Dalam sebuah penelitian terhadap 1.000 orang di Inggris yang menjalani operasi amandel karena alasan non-kanker, 80 persen melaporkan melakukan seks oral berulang kali.
Untung, Hanya sebagian kecil dari orang-orang ini yang mungkin terkena kanker nasofaring. Sebuah teori yang populer adalah bahwa kebanyakan orang sebenarnya terinfeksi virus HPV, namun tubuh dapat membersihkannya sepenuhnya.
Orang yang tidak sembuh dari penyakit tersebut diperkirakan memiliki masalah pada beberapa bagian sistem kekebalan tubuhnya.
Pada pasien ini, virus dapat bereplikasi terus menerus. Seiring berjalannya waktu, Virus ini berintegrasi ke dalam DNA inang secara acak, dan beberapa dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker.
Vaksin HPV saat ini digunakan di banyak negara untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini juga diharapkan efektif mencegah infeksi HPV mulut. Tonton video “Tindakan Pencegahan Sebelum Oral Seks” (avk/kna)