Jakarta –
TikTok telah mengembangkan strategi baru untuk memerangi penyebaran berita politik palsu di masyarakat. Pendekatan ini merupakan langkah terbaru untuk mengamankan ruang digital menjelang Pilkada serentak pada tahun 2024.
Berbeda dengan masa lalu, pemilihan kepala daerah kini dilaksanakan hampir di seluruh daerah di tanah air. Di era digital saat ini, penyebaran informasi di platform digital juga menjadi perhatian untuk mencegah penyebaran hoax politik secara besar-besaran.
Faris Mufid, Head of Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, mengatakan TikTok merupakan platform yang berisi konten buatan pengguna, artinya semua konten dibuat oleh pengguna dan oleh karena itu harus mematuhi aturan yang disebut Pedoman Komunitas TikTok.
“Untuk memastikan platform kami aman dan nyaman bagi seluruh pengguna. Maka untuk mendukung pedoman komunitas tersebut, kami memiliki sistem modernisasi konten yang memadukan teknologi dengan ribuan masyarakat Indonesia,” kata Faris di Jakarta, Rabu. (16 Oktober 2024).
Oleh karena itu, untuk memastikan penggunaan ruang digital yang aman selama pemilu daerah, TikTok bermitra dengan pemeriksa fakta global dan lokal melalui kampanye #Keeping Safeguarding.
Faris juga menjelaskan, dengan menyaring informasi yang dikonsumsi pengguna TikTok, pengguna didorong untuk aktif menciptakan ruang digital dan aman. Namun TikTok juga menyadari bahwa memberantas misinformasi dan disinformasi merupakan pekerjaan sulit yang memerlukan dukungan semua pihak.
“Apalagi menjelang momen-momen penting seperti pilkada. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Cominfo, untuk memperkuat komitmen TikTok dalam menjaga integritas pemilu dan mencegah penyalahgunaan platform selama kampanye,” ujarnya.
Salah satu bentuk kolaborasi TikTok dan Kominfo untuk Pilkada 2024 adalah peluncuran program workshop “TikTok di Sekolah”. Tujuannya agar generasi muda lebih kritis dan proaktif terhadap penyebaran hoaks di platform digital.
Diketahui, program tersebut dilaksanakan di empat universitas antara lain Institut Teknologi Nasional Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Diponegoro Semarang, dan Universitas Airlangga Surabaya pada 19 September hingga 15 Oktober, dengan total peserta lebih dari 500 mahasiswa.
Ia menyimpulkan: “Inisiatif ini semakin melengkapi berbagai upaya proaktif yang kami lakukan selama Pilkada untuk menjaga integritas platform. Kami berharap kerja sama TikTok dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dapat terus memberikan nilai positif bagi masyarakat.”
Tonton “Video: Musik TikTok akan ditutup pada 28 November” (agt/agt)