Jakarta –

Rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk Badan Pendapatan Negara nampaknya tidak terwujud. Rencananya sebelumnya Badan Pajak Negara akan menggantikan Direktorat Jenderal Keuangan dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang sebelumnya bergantung pada Kementerian Keuangan.

Dradjad Wibowo, anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mengatakan rencana pembentukan badan pendapatan negara kemungkinan besar akan tertunda.

Ekonom senior INDEF dan juga Ketua Dewan Pakar Pan, Prabowo mengatakan pidato di Badan Pendapatan Negara gagal karena Pak. Mulyani Indrawati yang ditunjuk Prabowo sebagai Menteri Keuangan menolak pidato tersebut.

Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan di kabinet Presiden Joko Widodo sejak tahun 2016 dan terus membantu masa jabatan kedua Jokowi di kabinet Indonesia yang telah dirombak.

Yang jelas entah sampai kapan ditunda. SMI (Pak Mulyani Indrawati) belum terima pemisahannya, kata Drajad saat dihubungi Detikcom, Jumat (18/10/2024).

Tn. Hal itu disampaikan Mulyani saat menelepon Presiden terpilih Prabowo Subianto di rumahnya beberapa hari lalu. Saat itu, ia dipanggil Prabowo karena menerima tawaran untuk terus menjabat sebagai Menteri Keuangan pada kabinet berikutnya.

Ditanya lebih lanjut tentang rencana pembentukan badan pendapatan atau kementerian negara, Pak. Mulya enggan bicara lebih banyak. Dia menegaskan, hanya Kementerian Keuangan saja yang sama.

Senin (14/10/2024) lalu di Kirtanegar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan “Tidak ada. Kementerian Keuangan satu lagi,” kata Mulyani.

Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS) Presiden Jenderal Angweera menyampaikan pidato tersebut. Menurut dia, rencana pembentukan badan pendapatan negara tidak serta merta dihilangkan. Meski demikian, ada kemungkinan ia akan diusung oleh Prabowo di tim ekonomi kabinet mendatang.

“Rencana pembentukan badan pendapatan negara tidak serta merta batal, tapi bisa saja ada penyesuaian atau revisi berdasarkan hasil pembahasan antara presiden dan tim perekonomian kabinet,” kata Angweera saat dihubungi Detikcom.

Angweera menegaskan, pembentukan Badan Pendapatan Negara yang diusulkan Prabowo merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengoptimalkan penerimaan negara dan meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan.

Angweera percaya jika Tuan. Moolyani kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan dan menolak gagasan tersebut, tak ayal akan ada diskusi lebih lanjut mengenai penerapan strategi tersebut.

“Pemerintahan baru mempunyai peluang untuk meninjau kembali berbagai kebijakan yang sejalan dengan visi perekonomian masa depan, termasuk potensi reformasi kelembagaan,” kata Angweera.

“Pak Prabowo akan fokus pada peningkatan efisiensi dan efektivitas birokrasi. Jika Badan Pendapatan Negara dianggap sebagai alat yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut, maka masih ada ruang untuk mencapainya mengingat kontribusi Pak Mulyani dan pihak terkait lainnya. ,” tutupnya.

(hal/jam)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *