Jakarta –
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia, satu dari enam orang di dunia mempunyai masalah terkait persalinan. Dikatakan pula bahwa angka infertilitas hampir sama di semua negara.
Dr. Ilmuwan kesuburan WHO Gitau Mburu mengatakan: “Analisis kami menunjukkan bahwa prevalensi infertilitas secara global adalah 17,5 persen, yang berarti 1 dari 6 orang menderita kondisi tersebut.”
WHO mendefinisikan infertilitas sebagai kegagalan sistem reproduksi pria atau wanita untuk hamil setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kondom.
Laporan Dekade Pertama menganalisis data infertilitas dari tahun 1990 hingga 2021. Data ini diperoleh dari 133 studi prevalensi infertilitas yang telah dipublikasikan sebelumnya.
Infertilitas yang mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita dapat diobati dengan pengobatan, pembedahan, atau teknologi reproduksi berbantuan seperti fertilisasi in vitro atau bayi tabung. menjadi embrio.
Namun, solusi untuk mencegah, mendiagnosis dan mengobati infertilitas masih “kurang dana” dan “di luar jangkauan” bagi banyak pasien karena tingginya biaya, kata Dr. Pascale Allotey, Direktur Penelitian dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi WHO.
“Infertilitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap kehidupan mereka yang terkena dampaknya,” kata Dr Allotey. “Apakah Anda bisa melihat secara fisik gejala infertilitas pada pria atau wanita?” tonton videonya. (hna/suk)