Pemerintah Siapkan 20 Ribu Rumah Siap Huni untuk Guru, Mendikdasmen: Ada Subsidinya

goyalorthodontics.com, Jakarta – Pemerintah sedang mempersiapkan 20.000 rumah yang siap untuk perumahan bagi para guru.

Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasum), Abdul Mutti telah diberikan oleh pemerintah untuk mengakuisisi rumah guru.

Baca Juga: Evakuasi Polri-TNI dari Guru dan Petugas Kesehatan yang diserang oleh KKB di Yahukimo oleh Polri-tni

“Sinergi Kementerian (K/L) dalam meningkatkan kesejahteraan guru adalah perhatian dari pemerintah,” kata Menteri Abdul Mutai, Pusat Pendidikan, Kamis (3/27).

Kewajiban itu direalisasikan melalui tanda tangan memorandum (MOU) dan transfer Keys ke Program Rumah untuk Guru Indonesia dan Transfer Penghargaan untuk Pahlawan Tanpa Namanya Diadakan secara bersamaan di Aceh, Medan, Bogor, Bangkaran, Pontinak, Massar, Kupang dan Jayapura. 

Baca juga: Gairah Om untuk guru kehormatan Yahoo Kimo dan Nark ada di sini

Program ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Perumahan dan Penyelesaian (PKP), bersama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasum), PT Bank’s Tabnannegala (BTN), Administrasi Tabungan Perumahan Umum (BP Tapara), dan Biro Statistik Tengah.

Menteri Pendidikan dan Mutti Center menyatakan terima kasih atas pekerjaan cepat Kementerian PKP dalam mewujudkan pembelian rumah bersubsidi untuk para guru. 

Baca juga: 20.000 guru di banyak daerah menerima kunci rumah bersubsidi langsung

“Kami awalnya seorang MOU, tetapi beberapa hari yang lalu menteri PKP melakukan transfer besar. Saya pikir ini adalah kemajuan yang luar biasa. Jadi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada menteri PKP,” katanya di Pesona Kafripan 11 perumahan, Kailengus, Bogo Regency, Jawa Barat, Selasa (3/25).

Seiring dengan Asta Cita ke -4, Presiden Prabowo Subianto wajib membangun bakat Indonesia.

Menurut Menteri Mu’Tti, kuncinya adalah dengan guru.

Dia juga mengatakan bahwa guru adalah pahlawan dari kecerdasan negara yang harus dianggap sebagai kesejahteraannya.

“Saya berharap semoga (program ini) akan bermanfaat dan bahwa guru dengan berbagai perbaikan dalam kesejahteraan dan layanan pendidikan akan bekerja lebih baik, fokus pada pembelajaran dan fokus pada pekerjaan pria sebagai guru,” kata Menteri Pendidikan dan Pusat.

Menteri Kelompok Perumahan (PKP) Maruala Sireit merinci bahwa ada 20.000 unit perumahan yang siap untuk ditinggali guru.

Namun, penyerahan kunci secara simbolis dilakukan untuk 250 unit perumahan.

Program pasokan perumahan yang diberikan ini adalah salah satu program pemerintah yang membantu berpenghasilan rendah (MBR) memiliki Dewan Perwakilan Rakyat. 

Menyediakan unit perumahan 20.000 yang diamankan untuk guru bertujuan untuk memastikan bahwa lokasi pendidikan mereka tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga guru dapat lebih berkonsentrasi pada pengajar siswa.

“Tantangan kami (mewujudkan program ini) tidak mudah, tetapi kami memiliki presiden yang optimis, percaya diri dan percaya diri tentang pembangunan Indonesia. Sebagai arahan presiden, saya akan memprioritaskan kebijakan tentang Wong Sirik,” kata Menteri Ara.

Direktur BTN Nixon L. P Napituupulu mengungkapkan bahwa masih ada banyak guru yang tidak memiliki rumah seumur hidup.

Karena itu, ia berharap program ini akan berlanjut.

Dengan cara ini, guru saat ini sudah memiliki rumah yang layak, sehingga mereka dapat fokus pada pengajaran. 

“Ini adalah salah satu program pemerintah yang paling disukai untuk orang Indonesia, dan program ini juga merupakan bagian dari proses mengurangi kemiskinan,” kata Nixon.

Amalia Adinenggar Widyasanti, pemimpin Biro Statistik Pusat (BPS), mengatakan dia bangga dengan data yang dihasilkan oleh BPS, karena berkontribusi pada pengembangan dan distribusi politik dan tidak masuk akal.

Menurutnya, MOU menunjukkan kerja sama antara tiga partai politik yang solid, memprioritaskan peran penting dari masing -masing kementerian dan lembaga sesuai dengan tugas yang paling penting. 

“Tentu saja, ini adalah tentang mencapai visi yang sama dengan melakukan yang terbaik untuk orang Indonesia, terutama guru,” kata Amalia. (ESY/JPNN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *