goyalorthodontics.com, Bondung – Idulfitry tidak lengkap jika tidak berfungsi berlian sebagai makanan yang paling penting. Berlian disajikan untuk daging sapi dengan OPAU ayam dan menjadi alternatif nasi yang sangat penuh.
Ada kota -kota di Kota Bandung yang membuat semua warga negara untuk idolfitry. Namanya terletak di Blok Cupat, Jalan Carringin, Desa Babakan, Distrik Babakan Siparaya.
Baca Juga: Pesanan Meningkat Tiga Kali, Pencipta Nutrisi Idul Fitri
RT 01 Presiden Famonsah mengatakan bahwa berlian itu menjadi tradisi turun -temurun di blok piala. Hampir semua penghuni di sini adalah palsu kulit belah ketupat.
Tidak hanya pengrajin musiman, yang membuat berlian, telah menjadi mata pencaharian setiap hari. Mereka layak untuk bertahan hidup dari kulit Venour yang ditenun dalam berlian.
Baca Juga: 3.452 Pejabat Memasuki Operasi Spasial Lansung Kuning 2025
“Sejak awal, namanya adalah nama desa Ketupat, karena semua penduduk RW13 Kupat Block Compung telah mengorganisir atau membangun kapal berlian dari masa lalu,” kata mereka bertemu di JPNN pada hari Rabu (3/26/2025).
Firmansyah mengatakan bahwa RT 01 memiliki total 122 kepala keluarga (KK) yang menjabat sebagai pembuat belahan. Jumlahnya mungkin lebih, mengingat bahwa RW 13 memiliki tujuh RT.
Sebelum hari libur idulfitri, penghuni bait biasanya akan membentuk belah ketupat bersama. Karpet tersebar di jalan di blok penipuan ini.
Menurutnya, penduduk berusaha mempertahankan tradisi atau warisan leluhur ini. Di Bondung saja diketahui bahwa hanya blok penipuan, pusat produksi berlian.
“Tidak setiap tahun, tidak setiap hari, tetapi tidak setiap hari, tetapi tidak semua warga negara, hanya beberapa orang yang memanggil kota. Tetapi semua orang harus menjual berlian untuk liburan,” jelasnya.
Ketika musim Idul Fitri dan Iduldha mencapai, pendapatan warganya meningkat karena mereka tidak menolak. Dalam satu hari, mereka dapat memproduksi ribuan berlian yang barangnya dijual di pasar.
Dia berkata, “Banyak orang di sini di Batu, Seastra, Sorang, Bandung, yang paling penting adalah,” katanya.
Sementara itu, 53 -tahun -yang IIM Rohimah mengatakan bahwa keahliannya dialihkan dari orang tua dan neneknya menjadi romansa.
IIM juga mengurangi tradisi membuat anak -anaknya berlian.
“Sejak masa kanak -kanak, sejak usia 7 tahun, keluarga masih. Ini adalah tradisi herediter, dan dari usia 7 tahun itu dapat membuat semua berlian, kue beras juga ada setiap hari,” kata IIM.
IIM mengakui bahwa permintaan berlian di blok CUPA bisa tiga kali sebelum Idul Fitri. Suatu hari mereka dapat membuat 1000 – 4.000 belah ketupat.
“Piala dewasa dijual seharga Rp 4.000, ada 10 potong RP 10.000. Jika Idul Fitri bukan jutaan rupee,” katanya. (Mcr27/jpnn)