goyalorthodontics.com, Semarang -Police berurusan dengan IPDA Endry Purwa Sef setelah pemasok dan intimidasi kantor berita Antara di kota Semarang, Keski -java (Keski -java).
Peristiwa itu terjadi ketika kepala Kepolisian Nasional pada hari Sabtu (5/4) meliput jenderal polo Listyo Sigit Prabowo, aliran balik Lebaran di Tawang Semarang.
Baca Juga: Pengakuan Jurnalis Fotografi Antara Kepala Polisi
Polo Arttato, seorang petugas polisi di daerah Jawa Tengah, mengatakan dia mengadakan pertemuan pada hari Minggu (6/4) pertemuan.
Selama pertemuan, karya -karya kekerasan dilakukan oleh anggota, yaitu IPDA Endry Purwa Sefa, secara langsung meminta maaf kepada Zaezar.
Baca: Jenderal Sigit mengatakan bahwa orang yang menginginkan jurnalis, bukan kepala asisten polisi
“Kami meminta maaf dengan sopan untuk kasus ini yang seharusnya tidak diperlukan, dan Direktorat Kepolisian Nasional Nasional seharusnya tidak dihindari.
Dia mengakui bahwa situasinya benar -benar ramai dan ramai selama kunjungannya ke Kepala Polisi Nasional pada saat itu.
BACA JUGA: IPDA ikuti apa yang pemasok Antar, lihat
Namun, ini tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk tindakan ketat oleh staf protokol keselamatan.
“Kelompok keselamatan Operasional SOP (Normal, Merah) tidak boleh secara emosional, terutama secara fisik atau oral,” katanya.
Arttato menekankan bahwa departemen kepolisian mengeksplorasi kasus ini. Jika suatu pelanggaran ditentukan, IPDA Endry Purwa Sef akan menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Kami tidak ragu untuk memberikan sanksi yang parah,” seru polisi tahun 1994 (AKPOL).
Menurutnya, media dan polisi adalah mitra yang memainkan peran penting dalam layanan masyarakat dan keamanan. Oleh karena itu, hubungan antara keduanya harus dibangun dalam semangat saling menghormati.
“Kami berharap kasus ini adalah yang terakhir dan kemitraan Kepolisian Nasional dan pers masih harmonis,” kata Kombes Arttato. (WSN/JPNN)
