goyalorthodontics.com, Semarang – Kelompok kecelakaan bus mematikan pendukung Bonak vs. Minibus Mobil Peklongan Toll Road, Jawa Tengah (Jawa Tengah), Sabtu (12/4) terjadi di pagi hari.
Insiden itu dimulai dengan mobil Honda BR-V yang berkuda dalam arah 13 km. Insiden itu terjadi sekitar 05.40 WIB, menuju Jakarta di KM 332.
Baca Juga: Kecelakaan Bus Miaor di Kapalbetung Toll Road, satu orang meninggal
Kasat Lantus Peklong Regional Police AKP Rony Hidayat mengatakan bahwa mobil B-RV awalnya baik-baik saja dari timur ke barat, dari Semrang ke Jakarta.
AKP Rony mengatakan kepada JPNNN, “Kendaraan itu memasuki area istirahat KM 319 Pemalang pada 05.20 CIR dan berhenti hanya tujuh menit.”
Baca juga: Just for Palembang -Ccident di Sumatra Barat, inilah situasinya
Mobil BR-V kemudian meninggalkan seluruh area menggunakan akses akses dan sekali lagi melawan warna kembali.
“Itu harus datang ke Pemlang, tetapi dia benar -benar beralih ke pintu masuk dan secara langsung,” kata Akip Ronnie. Menurutnya, mobil di sini jelas melakukan pelanggaran. Telah disebutkan, mobil BR-V dari 319 hingga 319 hingga 332 melawan 13 kilometer di Fast Lane.
Baca Juga: Detik Kecelakaan di Sipali Toll Road hari ini sudah mati
“Jika orang itu salah, arah normal segera mencari tahu tentang bagian belakang dan kembali, itu ceroboh. Dia datang ke jalur cepat dan berjalan sejauh 13 kilometer,” kata AKP Rony.
Kecelakaan frontal tidak bisa dihindari. Sebuah bus wisata berbenturan dengan BR-V dengan kecepatan tinggi dengan pendukung pendukung Parasabaya Surbaya melawan Jakarta.
“Seorang penumpang meninggal di tempat di Navigatrstoel. Pengemudi itu terluka parah, trauma kepala, rahang patah dan patah dirawat di rumah sakit terdekat -” katanya.
Dua orang adalah penduduk Bogor, Jawa Barat di dalam mobil bersama dengan nomor piring F1859 Mo.
Bus yang hancur berat di depan bus dan mobil BR-V benar-benar rusak. Pengemudi dan semua penumpang bus selamat dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka ke Jakarta dengan armada punggung.
Dia berkata, “Mobil -karbag semuanya berkembang sampai mereka pecah dan berdarah. Ini berarti konflik terjadi dengan kecepatan tinggi,” katanya. (WSN/JPNN)