goyalorthodontics.com, sesi keseluruhan ke -12 Jakarta -DPD RI dimulai dengan laporan tentang penyerapan ambisi masyarakat.
Laporan ini adalah prioritas atau masalah penting yang dibaca oleh perwakilan lokal.
Baca Juga: Sultan Menerima Provinsi Gubernur Rusia Tomsk Membahas Kerjasama Di Bidang Penelitian Dengan Kota Sister
“Pelaporan istirahat oleh perwakilan subregion akan diperpendek, dan peralatan dapat lebih fokus untuk menindaklanjuti aspirasi komunitas nasional, sementara aspirasi masyarakat setempat atau lokal akan ditindaklanjuti di subregion.
Rekomendasi yang dikumpulkan dalam Laporan Istirahat ini diajukan oleh Leni Haryati John Latiece yang di bawah wilayah barat, Kondang Kusumaning Ayu, Wilayah Timur Al Hidaya Samsu dan Wilayah Timur II Sope 2022.
Baca Juga: Sultan meminta Perindo II untuk mengatasi pusat pelabuhan Pulau Bai dalam skala penuh
“Ada kebutuhan untuk memperkuat pengawasan Undang -Undang Pembiayaan Desa dan Desa, dengan ruang lingkup Komite RI DPD, itulah sebabnya DPD RI harus mendorong lebih banyak partisipasi dan reformasi pengawasan transparan dalam pengelolaan dana desa yang diberikan BUMDE BUM Deviation dan kemampuan lemah.
Pada saat yang sama, saya melamar di wilayah timur.
Baca Juga: Selamat kepada Dr. Leah Istifama di semester pertamanya sebagai anggota DPD RI
“Acara ini harus terkait dengan pengembangan desa dan perencanaan dan implementasi daerah -daerah terbelakang, dan harus secara kontekstual dan geografis terkait dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi, kebutuhan spesifik desa dan kebijaksanaan lokal,” katanya.
Rekomendasi Komite II yang diajukan oleh Kondang Kusumaning AYU sehubungan dengan sektor lingkungan dan energi, yaitu kebutuhan untuk memprioritaskan infrastruktur laut dan tidak dimasukkan dalam kebijakan efisiensi anggaran.
“Ini sangat mendesak karena akan berdampak besar pada keamanan pangan pada nelayan, komunitas pesisir dan sektor kelautan,” katanya.
Pada saat yang sama, perwakilan dari East Sub Region II menyatakan bahwa Sames Sombatter Sam adalah materi yang mengikuti ambisi masyarakat setempat untuk Komite II, dengan fokus pada kerusakan lingkungan dan memperkuat perlindungan hukum.
Dia mengatakan Wilayah Timur masih memiliki masalah yang terkait dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh perlindungan hukum yang lemah terhadap hak tanah warga negara, pengelolaan limbah yang buruk dan akses ke air bersih.
“Jadi kita membutuhkan kebijakan dalam bentuk perlindungan lingkungan dan memastikan penggunaan sumber daya alam yang bijak,” katanya.
Selanjutnya, masalah prioritas Komite III yang diajukan oleh perwakilan dari Wilayah Barat di wilayah ini mendukung yang mempercepat transformasi layanan kesehatan dan pendidikan agama. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk memperkuat anggaran dan layanan kesehatan lokal, terutama untuk kelompok pasca-bencana dan rentan.
“DPD mendorong kebijakan positif mengenai akses ke pendidikan agama dan dukungan sistem sosial agama,” kata Senator Leni Haryati, Negara Bagian Benkul.
Dalam kerangka Komite III, Al-Hideyat Samus mengatakan bahwa DPD RI harus memantau tim No. 49 dari 2009 tentang pemuda. Salah satunya adalah mendorong para pemangku kepentingan untuk menerapkan persiapan dan penguatan rencana aksi pemuda (Rad-Pemuda) di setiap wilayah.
“Sesuai dengan mandat Peraturan Presiden No. 43 tahun 2022 tentang penyesuaian sektor pemuda, para pemangku kepentingan harus didorong untuk mempersiapkan dan memperkuat Radpemda,” jelasnya.
Mengenai bidang Komite IV DPD RI, Kondang Kusumaning Ayu mengatakan bahwa DPD RI mendorong resolusi masalah keuangan dan perbankan. Salah satunya adalah OJK dan Bank Indonesia, pemain terpenting yang harus diundang ke forum kebijakan, terutama dalam hal pengawasan pinjaman digital, pengaturan jasa keuangan yang mendukung profesi sistem pembayaran nasional.
“Informasi Kementerian Komunikasi dan PPPATK harus bekerja sama untuk mengalahkan dugaan transaksi digital, termasuk dana game online dan memantau penjualan situs web ilegal,” tambahnya.
Hasil Subwil II East Subwil menyatakan bahwa Komite IV juga harus fokus pada pelaksanaan pengawasan kebijakan oleh Bank Indonesia.
Sopater Sam memperkirakan bahwa kebijakan Bank Indonesia kompleks dan cenderung mempengaruhi situasi ekonomi masyarakat, dan bahwa bidang masyarakat yang lebih luas diperlukan.
“Ini membutuhkan sosialisasi, komitmen, dan pengawasan semua bagian masyarakat. Akses ke informasi yang terkait dengan kebijakan perbankan juga harus ditingkatkan sehingga informasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan literasi dan pendapatan keuangan.”
Kedua, untuk bahan palsu dalam laporan hisap, DPD RI merekomendasikan urgensi untuk mengoptimalkan perencanaan spasial dan pengelolaan limbah. Ini membutuhkan penyederhanaan dan digitalisasi perencanaan spasial regional (RTRW).
“Untuk pengelolaan limbah, DPD perlu mendorong teknologi manajemen modern dan peraturan terintegrasi di berbagai bidang,” jelas Leni Haryati. (fre/jpnn)