Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini

goyalorthodontics.com, Jakarta – Kursus Mata Uang Rupiah pada akhir perdagangan Jumat (11/4) di Jakarta memperkuat 28 poin atau 0,16 persen menjadi Rp 16.796 per USD dari Rp 16.823 per USD.

Kursus Mata Uang Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di Bank Indonesia saat ini benar -benar melemah ke tingkat Rp 16.805 per tahun. USD dari Rp 16.779 per USD.

Baca Juga: Rupiah memiliki kesempatan untuk menguat lagi hari ini, ini adalah kata analis

Mata uang Ibrahim Asssuabi memperkirakan bahwa penguatan rupiah dipengaruhi oleh penurunan data inflasi bulanan (AS).

Tercatat, inflasi AS bulanan melemah dari 0,2 persen bulan ke bulan sebelumnya (MTM) menjadi minus 0,1 persen (MTM). Demikian pula, inflasi tahunan yang turun dari 2,8 persen tahun ke tahun (YOY) menjadi 2,4 persen (YOY).

Baca Juga: Tempat Produksi Uang Palsu di Bogor Raided, miliaran Rupiah yang disita

“(Ini) mendorong (ekspektasi) Federal Reserve akan mengurangi suku bunga lebih cepat, terutama di tengah meningkatnya tekanan keuangan dari perang dagang,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis di Jakarta pada hari Jumat.

Berdasarkan suara CME FedWatch, lebih dari 50 persen menduga bahwa Fed akan mengurangi suku bunga pada 75-100 poin dasar (BPS).

Selain itu, USD dihancurkan oleh kepedulian terhadap resesi AS karena AS dan Cina memberlakukan tugas yang sangat besar.

Presiden AS Donald Trump telah mengkonfirmasi bahwa mereka mengimpor tarif terhadap Cina hingga 145 persen dari 125 persen sebelumnya.

Ibrahim terus memulai dengan Trump menaikkan bea masuk ke China menjadi 104 persen, yang dijawab oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan penentuan total tarif impor sebesar 84 persen produk AS.

Kemudian, Rabu (10/4/2025), Amerika Serikat kembali menaikkan tarif impor dari Cina menjadi 125 persen di tengah -tengah keterlambatan tarif timbal balik di berbagai negara.

Memasuki Kamis (11/4/2025) merevisi tarif impor Trump ke Cina menjadi 145 persen, yang merupakan batas bawah atau masih memiliki potensi untuk meningkat di masa depan.

Keberadaan perang bea cukai yang meningkatkan resesi, ketakutan di Amerika Serikat dengan sekitar 65 persen Goldman Sachs dan JP Morgan 60 persen.

Menurut Ibrahim, investor khawatir tentang dampak perang bea cukai, mengingat bahwa Paman Sams Land masih mengimpor beberapa bahan yang sulit diganti dari Cina.

“Meskipun Trump mengekspos ruang tamu perdagangan timbal balik ke negara lain selama 90 hari, perang dagang dengan China masih memiliki potensi untuk menyebabkan konsekuensi mengerikan bagi importir dan eksportir AS,” kata Ibrahim. (Antara/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *