Jakarta – Jakarta – Komisi Parlemen Indonesia, menekankan bahwa kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap hasil Oriental sebelumnya (OCI) muncul di Tamani Safari Indonesia. Pada hari Kartini, anggota Majelis Perwakilan III Widya Pratiwi, pentingnya pembaruan hak-hak perempuan, terutama yang diduga perlakuan yang tidak ada.
Senin (21/4)), Pertemuan Parlemen Senayan dan Pertemuan Parlemen, Senin (21/4)
Baca waktu yang sama: III Active Player membuat mantan manajer Tamani Safari untuk duduk bersama
Widya mengatakan para pemain sirkus sebelumnya, terutama wanita adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan harus diabaikan oleh pejabat keuangan.
“Hal terpenting dari masalah ini bahwa saya melihat identitas mereka yang tidak diketahui orang tua mereka. Ini adalah pelanggaran izin untuk melanggar hak asasi manusia, kata Widya.
Baca pada saat yang sama: Pemain OCI Circus, Komnas Ham akan mengungkapkan fakta ini
Widya, serta dibekukan dari fraksi pan, membebaskan empati sebagai wanita dan ibu. Dia mengklaim bahwa dia tidak bisa membayangkan apa yang ditangkap putranya ketika dia ditangkap, maka dia harus bekerja dan bekerja.
“Saya, sebagai hukum perempuan di Majelis Perwakilan III, saya berharap hari Kartini hanya dianggap sebagai dinamika,
Baca Juga: Karnaval Karnaval Sparktacular, Circus Circus Circus di Lojaten Parka
Dia juga bertanya kepada polisi, terutama Kementerian Kunisitas di Barat, sehingga laporan ini serius di balik laporan ini.
“Untuk menyegarkan hak -hak Anda dan mendapatkan keadilan,” kata Widya, yang berasal dari Distrik Pemilihan Maluk.
Sebelumnya, presiden Komisi Perwakilan Perwakilan III meminta semua pihak untuk tinggal dan duduk untuk menyelesaikan kepentingan para korban. Pertemuan itu disambut oleh Wakil Presiden III Ahmed Sahroni III Presiden III Habiburokhman, Deputban Sari Yuliati dan beberapa anggota komisi lainnya. (Jpnn)
Baca lebih lanjut artikel … Argentina di Mascherano: Ini adalah mahkota terbesar yang pernah saya lihat