Abdul Rachman Thaha (Seni), anggota DPD goyalorthodontics.com -2019-2024, mendukung tahap Gubernur Sulawesi Sulawesi Sulawesi (Sulawesi Tengah) dan Gubernur Gubernur. Dana atau DBH Tambang akan diterima di persidangan di Komite Dewan Perwakilan pada hari Selasa (29/4/2025).
Di forum tersebut, Gubernur Anwar menyatakan ketidakpuasan terhadap ketidaksetaraan di sektor penambangan yang tidak adil di bidang produksi sumber daya alam seperti Seol Rose.
Baca juga: Hasan Nassi meminta maaf kepada Prabowo. Ini kalimatnya.
Anwar telah mencapai miliaran pendapatan utama dari sektor pertambangan di wilayahnya, tetapi DBH yang diberikan kepada wilayah tersebut masih jauh dari yang diharapkan, 200 miliar rp.
Nah, Abdul Rachman Thaha (Art) mendukung pendekatan membosankan gubernur gubernur untuk definisi negara gubernur.
Baca juga: Furamina Be Food for the Fuel Rp 2.25 T
“Untuk memenuhi rasa definisi bidang produksi, Anda perlu meninjau DBH di sektor pertambangan. Harus ada perubahan. Mantan senator Sulawesi mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis pada Selasa malam (4/29/2025).
Menurut ART, DBH sangat penting di bidang -bidang seperti Sulawesi Tengah, yang memiliki banyak kegiatan penambangan. Dana ini tidak hanya penting untuk mendukung pembangunan, tetapi juga penting untuk manajemen lingkungan dan otoritas masyarakat.
Baca juga: Kota Rempang Eco tidak termasuk dalam Era PSN Prabowo, daftar Rieke Girang
Dia juga mengatakan bahwa kondisi lingkungan Sulawesi tengah saat ini sangat dipengaruhi oleh kegiatan penambangan dan bahkan dihancurkan oleh Gubernur Anwar Safid.
Menurut seni, ini perlu diberi perhatian serius. “Jika DBH adalah RP
Mantan HMI -Operator mengatakan bahwa kegiatan penambangan Sulawesi tengah memiliki dampak besar pada masyarakat. Setiap musim hujan orang memiliki beban kegiatan penambangan.
Ia dilahirkan pada 17 September 1979, dan pemukiman dan rumah itu banjir, yang akan sangat merusak masyarakat.
Karena itu ia mendesak seni pemerintah pusat untuk mengatasi pengaduan yang dibuat oleh gubernur pusat Hafid Anwar. Menurutnya, kementerian dan institusi terkait harus melacak keinginan ini.
Art berkata, “Tidak memproduksi area ini tidak hanya dikeruk oleh sumber daya alam. Kepahitan kita tidak adil sementara pihak lain menikmati rasa manis.”
Dia berharap dapat memperkuat pemungutan suara di wilayah ini untuk kebijakan fiskal yang lebih adil, terutama provinsi yang menghasilkan sumber daya alam seperti Sulawesi Tengah. (Fat/JPNN)