goyalorthodontics.com, Jakarta – Nilai ritel Indonesia di sektor ritel diprediksi sebagai akibat dari perubahan dalam model konsumsi saat ini.
Ini menunjukkan Wakil Menteri Dyah Roro Esti. Dia mengatakan, mencari tahu bahwa penurunan transaksi ritel dihitung dari 5 hingga 8 persen.
Baca juga: Terima kasih, eceran tumbuh 8,3% dari Ramadhan dan Idulfitri
“Konsumen memilih produk yang mirip dengan harga yang terjangkau, tergantung pada perubahan dalam pembelian, perjalanan dan pengalaman pembelian langsung,” kata Roro, Sabtu (4/26).
Oleh karena itu, Partai Politukus Guntar mendorong semua aktor bisnis ritel Indonesia untuk terus menyesuaikan perubahan pada model konsumen. Bahwa itu cocok dengan perkembangan cepat teknologi saat ini.
Baca Juga: Ini Mendukung Operasi Restoran dan Ritel, Epson Presents Print di TM-U220II
“Penting untuk mengembangkan teknologi untuk mengembangkan teknologi, jadi penting untuk memiliki adaptor dan memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan peningkatan pembelian orang,” katanya.
Juga, Roro mengatakan bahwa sektor ritel memiliki peluang unik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Roro, perkembangan ekonomi Indonesia relatif stabil dan didominasi oleh generasi muda dan usia produktif.
Rorok mengatakan: “Sektor ritel Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Dengan banyak populasi 284 juta orang, mereka adalah tunjangan demografis yang membuat populasi kita terbanyak dalam populasi produktif mereka.”
Oleh karena itu, katanya, yaitu, itu adalah pasar rumah yang mempromosikan langkah -langkah untuk menemukan langkah -langkah untuk berjalan dengan pasar yang ada.
“Juga, pasar ini tahu teknologi, sehingga sektor ritel harus terus tumbuh,” tambahnya.
Menteri juga mengatakan bahwa indeks penjualan nyata Indonesia menunjukkan tren positif pada tahun 2024, meskipun bahkan mencerminkan sektor ritel nasional di antara ketidakpastian ekonomi global. (Antara / JPN)