Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar, Muhammadiyah: Perilaku yang Mencoreng Profesi

goyalorthodontics.com, Jakarta – Bantuan Hukum dan Institut Pertahanan Publik (LBH AP) Sekretaris Kepemimpinan Pusat Muhammadia, Ikhwan Fahrojih, dikenal sebagai keadilan di Indonesia, dalam keadaan darurat moral.

Ikhwan membahas suap suap RPG. Dalam kasus fasilitas ekspor untuk rilis tiga perusahaan, $ 60 miliar untuk rilis massal grup, Permata Hijou Group dan musim Wilmar Group, perusahaan yang melibatkan perusahaan.

Baca juga: Hukum Hakim Hakim HEADON RPG. 60 miliar dolar

Hakim, pengacara, dan pegawai pengadilan dinamai sesuai dengan jaksa agung (lalu).

“Korupsi dan hakim adalah pengacara dan hakim,” kata Ikhwan pada hari Rabu (4/23).

Baca juga: Pengacara Headon, Tecore People: Hyds 17,7 triliun untuk mencakup Hydrar 60 miliar

Dia melanjutkan, para hakim dan keadilan memiliki moralitas dan integritas. Mereka adalah harapan terbaru di Easturie dan penguatan hukum.

Ikhwan juga menolak perilaku pengacara yang dituduh berpartisipasi dalam suap. Menurutnya, pengacara (pengacara) dilarang dari meja, profesi Nobel (profesi Nobel).

BACA JUGA: Pekerjaan itu salah, saya menyerahkan Anda kepada hakim yang dianggap mengkhianati publik

“Ada seorang pengacara dalam profesi pengacara, tidak ada pengacara suap sebagai pejabat Nobel,” kata Ikhwan.

Namun, suap yang dibuat oleh tingkat Ikhwan, Marcella Santoso dan Ardian Bakre adalah integritas pribadi.

Semua pengacara tidak menangani mungkin tidak memikat di polisi.

“Jika ini terjadi (memberikan penyuapan), masalah integritas pribadi yang menyakiti profesi,” katanya.

Untuk menghentikan praktik mafia peradilan, Ikhwan memperkirakan bahwa semua evaluasi sistem hukum perlu dipertahankan.

Ini menekankan pentingnya membangun sistem yang melahirkan hakim yang kompeten dan integritas dimulai dalam proses perekrutan.

“Penting untuk mempertimbangkan janji untuk mempekerjakan calon hakim yang dialami di dunia dunia, misalnya 10 atau 15 tahun, oleh lulusan baru,” kata Ikhwan.

Menurutnya, memeriksa keputusan fakultas universitas/ keadilan dari keputusan hakim juga harus dengan antusias mengevaluasi kualitas hakim, dasar untuk promosi dan mutasi para hakim.

Selain itu, ia mengusulkan pengawasan yang hebat dan meningkatkan kesejahteraan hakim. “Kesejahteraan hakim juga harus meningkat,” kata Ikhwan.

Di masa depan, kemerdekaan hakim tidak hanya slogan, tetapi dalam kualitas keputusan berdasarkan logika hukum dan kebenaran.

Menurutnya, hakim harus menjadi harapan terakhir untuk keadilan, bukan bagian dari masalah. (Dil/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *