goyalorthodontics.com, Yakarta – Sisters Thestienne, band independen Kuantan, Malasia, menyajikan single terakhir, Gempita Hari Raya.
Lagu ini diluncurkan pada kesempatan emosi Idulfitri atau Idul Fitri berikutnya.
Baca juga: Setelah Perjalanan Panjang, Ghostbuster akhirnya meluncurkan album adrenalin
Terinspirasi oleh saudara -saudari klasik Saloma, King Sisters dan Count Basie, gaya musik retro klasik, menunjukkan sisi khas Sisters yang tidak sabar dan menjanjikan pengalaman musik yang segar dan lucu bagi pendengar.
Gempita Hari Raya dirilis sebagai single ganda dengan lagu -lagu asli, Galok Raya dalam bahasa Melayu, berharap bahwa pendengar juga dapat menikmati lagu tersebut selama upacara Idul Fitri di Indonesia dan Malaysia.
BACA JUGA: DEMAXORS, PESANAN 14 Album Fenomenal dalam Format Vinyl Lagi
Kedua lagu juga menyajikan bahasa unik dari setiap budaya yang sama, tetapi tidak sama.
Gempita Hari Raya menceritakan harapan bahwa seorang wanita muda telah menemukan cinta di antara emosi liburan. Bisakah tahun ini menemukan cinta antara dapur hubbub dan keluarga lebih lanjut yang masih bertanya kapan harus menikah?
Baca juga: Crossing Mutual in Synchronize Fest 2025
Lagu Gempita Hari Raya menangkap pukulan hatinya, penuh dengan emosi dan suasana Idul Fitri melalui liriknya yang cerdik dan mengatur bagian kuningan yang hidup.
Tawaran Sisters Absen adalah karya kerja sama dengan produser Indonesia terkenal Ari Renaldi, yang dikenal sebagai produser/komposer yang berdiri di balik lagu -lagu yang dimainkan oleh Tulus, Yura dan konfirmasi beberapa lagu yang dibuat oleh musisi legendaris Yovie Widianto.
Kekerabatan para suster yang tidak sabar dan Ari Renaldi sebagai dua musisi tetangga untuk waktu yang lama, tetapi hanya saja kali ini ia memiliki kesempatan untuk bermain dalam produksi lagu Galok Raya.
Terkesan dengan kombinasi musik yang menyenangkan dan meriah dalam lagu tersebut, Ari Renaldi dan Sisters yang tidak sabar, mereka dimulai untuk menyajikan lagu tersebut kepada pendengar Indonesia yang mengadaptasi teks Melayu dengan huruf -huruf Indonesia tanpa mengurangi nilai puitis dan suasana Eid yang bahagia.
Gempita Hari Raya akhirnya lahir dari para suster yang tidak sabar dalam periode kurang dari tiga hari.
Komposisi lagu dan teks pertama Gempita Hari Raya diciptakan oleh para suster yang tidak sabar.
Lirik lagu Melayu Galok Raya, yang puitis, sebagian diterjemahkan oleh Ari Renaldi dan Rina Khairrani untuk bersahabat dengan pendengar Indonesia.
Dan kemudian sistem dan produksi musik yang dikelola langsung oleh Ari Renaldi di Aru Studio, Bandung.
Rekaman instrumen liburan Gempita dilakukan secara langsung oleh musisi kota Bandung.
Dengan ritme yang menyenangkan dan sejarah dengan drama Idul Fitri, Gempita Hari Raya benar seperti lagu yang mengisi liburan Leba.
Ingatlah untuk mendengarkan suara unik Sisters yang tidak sabar oleh Hari Raya Clenite yang tersedia di semua platform transmisi digital 28 Maret 2025, diluncurkan oleh Yakarta, Demajors Recording Stamp.
Para suster yang tidak sabar adalah musisi, yaitu Soraya Taib, Nazera Taib dan Irena Taib de Kuantan, Malaysia.
Ketiganya mulai dikenal di kancah musik independen Malaysia setelah memulai debutnya di WKND Sesi pada 2011.
Sebagai pemenang artis MTV Iggy Week pada tahun 2013, tim Sisters yang tidak sabar semakin mengkonfirmasi status kelompok independen utama di Malaysia.
Suster -suster yang tidak sabar muncul di beberapa festival penting, seperti Urbanscupes (Malaysia), Good Vibes Festival (Malaysia), Mosaik Music Festival (Singapura) dan Saarang (India).
Selain itu, para suster yang tidak sabar juga merupakan pembukaan seniman internasional terkenal, termasuk Jezabebols (Australia), adalah Frampton (Amerika Serikat) dan Fleet Foxes (Amerika Serikat). (Ded/jpnn)