Kinerja PGE Solid, Panas Bumi Punya Prospek Menjanjikan di Indonesia

goyalorthodontics.com, Jakarta – Sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia masih menunjukkan daya tahan, terutama di panas bumi.

Wakil Presiden Komite Tetap untuk Pengembangan Energi Baru – mengunyah Kadin Indonesia Rizky Batubara mengatakan bahwa ketika ekonomi global telah dikontrak, diyakini telah berinvestasi di sektor EBT – salah satunya di geotermal – diyakini memiliki perspektif yang baik.

BACA JUGA: I -Men energi panas bumi yang dioptimalkan untuk ibu -bayan, “ip pln bersinergi dengan pGE

Perusahaan dengan kinerja bisnis yang baik termasuk untuk energi panas bumi TBK. dan energi Barito yang dapat diregenerable untuk TBK.

“Kinerja yang solid dari bisnis PGE juga baik untuk pengembangan EBT, terutama panas bumi, di Indonesia,” dikutip pada hari Jumat (9/5).

Baca juga: pge imbalan

PGE melaporkan pada kuartal pertama 2025, pendapatan perusahaan adalah $ 101.51 juta. Konsolidasi besar lainnya juga ditunjukkan dalam total properti perusahaan yang meningkat 0,93 persen di $ 3,03 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan jaringan aktivitas operasional meningkat sebesar 12,04 persen (YOY) menjadi 77,47 juta USD. Janji ini menawarkan asuransi yang dibutuhkan investor.

“Pemerintah berkonsentrasi bahwa EBT tidak dapat mengundurkan diri, dan janji untuk mempertahankan negara kita tidak memaksa dari orang asing. Sekarang, PLN dan ESDM merancang persiapan jaringan untuk menerima dan mendistribusikan EBT, salah satunya adalah geotermal. Ini disambut oleh investor, baik di rumah maupun di luar negeri,” katanya.

Baca Juga: Membuat Transfer Energi Bersih, PGE Elnusa, Solusi Pertamc dan PGAS

Kebutuhan akan dukungan panas bumi

Feiral mengatakan bahwa sistem energi masih lemah di tengah mempercepat transisi global untuk pembersihan energi. Ini disebabkan oleh harapan sistem listrik dalam sumber energi yang berbeda, seperti angin dan matahari. Menurutnya, transfer energi yang aman membutuhkan keberadaan beban dasar yang dapat diandalkan, salah satunya adalah panas bumi.

Namun, energi panas bumi masih dihadapkan dengan banyak tantangan, terutama karena potensi sumber dayanya di pegunungan. Feiral menekankan bahwa penggunaan penggunaan energi panas bumi membutuhkan dukungan konkret dari pemerintah, dari lisensi hingga aspek komersial. Dia juga mempresentasikan berbagai manfaat panas bumi, termasuk sifat energi yang stabil, kemampuan faktor -faktor yang mencapai 90 persen untuk membuatnya baik dan berlimpah dan lingkungan.

Pendiri Studi Resistensi Energi di Indonesia telah menyatakan bahwa pengembangan potensi panas bumi membutuhkan dukungan pada latar belakang dan volatilitas ekonomi dunia. Sejauh ini, pemerintah telah mencoba mendorong peran strategis energi panas bumi ke dalam transfer energi Indonesia. Dengan peraturan no. 10 dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral no. 10 tahun 2025, pemerintah menetapkan target untuk kontribusi pembangkit listrik tenaga panas panas bumi (PLTP) sebesar 5,1% untuk campuran energi nasional tahun 2060 atau setara dengan 22,7 Gawatt (GW). Saat ini, kapasitas PLTP baru adalah sekitar 2,6 GW, PGE untuk berkontribusi dengan 1,887 GW, termasuk 672 Megawatt (MW) yang dikelola secara independen.

Dalam potensi cadangan panas bumi hingga 24 GW atau 40% dari total universal, peluang pengembangan sektor ini masih besar. Target PGE untuk meningkatkan kemampuan untuk dipasang secara independen menjadi 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan, termasuk Lumuta Unit 2, yang ditujukan untuk bekerja pada pertengahan 2025, dengan kapasitas 55 MW, Jaurais Unit 1 dan 2, dengan kapasitas 110 mW, serta serangkaian proyek co-generasi, dengan total kapasitas 230 mW.

“PGE didorong untuk berinvestasi di luar negeri, yah. Pemain lain untuk Barito Regenebeble Energy TBK (Bren) juga memiliki apresiasi yang besar dan menunjukkan seberapa banyak bisnis ini terlihat di pasar,” kata Feiral. (Mcr10/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *