goyalorthodontics.com, Jakarta – Presiden Asosiasi Pemilik Indonesia (Epindo) Shinta W. Kamdani mengatakan bahwa pembatalan pekerjaan atau penghapusan pekerjaan atau penindasan adalah pertanyaan nasional yang membutuhkan perhatian serius kepada pemerintah dan semua pihak.
Shinta memperkirakan bahwa menemukan solusi nyata untuk menghindari peningkatan gelombang eliminasi.
Baca juga: 41 adalah mambal mambal melintasi beasiswa, gerakan akan menjadi pengganti SKTM
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah menciptakan investasi baru dan pekerjaan baru. Terlepas dari investasi baru, Appindo mencatat bahwa jumlah pengangguran di Indonesia tidak berkurang.
“Setiap tahun, kita perlu menciptakan tiga hingga empat juta pekerjaan. Jadi (jumlah pekerjaan yang tersedia) tidak cukup dengan jumlah gerakan, dan kita harus menciptakan pekerjaan baru di negara itu,” kata Shinta, Rabu (5/21).
Baca juga: Panasonic Holding Filty menjaga ribuan karyawan, Indonesia yakin?
Epindo mengatakan 73.992 pekerja yang telah diberhentikan antara 1 Januari dan 10 Maret dan 2025 diidentifikasi. Jumlahnya diperoleh dari data pekerja yang tidak mendaftar sebagai BPJS bekerja selama periode ini.
Di sisi lain, serikat pekerja telah melaporkan angka -angka yang tidak jauh berbeda, yang merupakan 70.000 pekerja yang terkena dampak penghapusan Januari dan April 2025.
Kementerian Manajemen telah mencatat jumlah penghapusan yang rendah, yaitu 26.455 dari 1 Januari hingga 2025.
Jumlah terbesar provinsi pusat Jawa, 10.695, lalu Jakarta 6.279 dan Riau dengan 3.570.
Akibatnya, Shinta berharap bahwa pemerintah menulis kelompok kerja LP, yang saat ini menulis pemerintah.
Shinta menanggapi perbedaan dalam data pemecatan yang diterbitkan oleh Kementerian Energi Manusia dan data yang dimiliki oleh Epindo dan Syndicat.
Menurut Shinta, perbedaan angka berasal dari metode pengumpulan data yang berbeda.
“Jika pemerintah jelas, jika jelas, dibutuhkan data, yah, pada kenyataannya, melalui kantor manajemen, ada sistem deklarasi, kata perusahaan itu,” kata Shinta.
Data Apindo mewakili data dari kombinasi pekerjaan BPJS. “Data dapat dibahas itu. Kita akan melihat kenyataan di lapangan,” katanya
Dalam kasus tertentu, Kementerian Kekuatan Manusia menyatakan bahwa data penghapusan yang telah dikumpulkan adalah laporan yang valid dari layanan manajemen masing -masing wilayah.
“Kami tidak memiliki data teknik karena kami memiliki sistem layanan laporan langsung di pusat,” kata Direktur Jenderal Indo Indo Indo Indo dan Jaminan Sosial. (Antara / jpnn)