Penggalang SMPK Penabur Jakarta Belajar Melestarikan Alam-Kebudayaan Lewat Jambore

goyalorthodontics.com, Jakarta – Sebanyak 2.652 naik dari 17 kelompok sekolah menengah Jakarta Penabur, Kelapa Gading Intercultural Feathers, dan Tangung Duren Intercultural Penabur diikuti pada 15-16. Cibub di perkemahan Cibub, Jakarta Timur.

Dari kegiatan ini, parade semua peserta berpartisipasi. Garis untuk masing -masing kelompok dimulai dengan beberapa koleksi yang membawa pakaian tradisional sesuai dengan nama desa untuk dipilih.

Baca Juga: Penabur Kids Festival 2025 mencetak anak -anak besar Indonesia

Misalnya, SMPK 1 Penabur mengenakan pakaian tradisional yang khas Kalimantan Barat sesuai dengan desa tempat mereka berkemah.

Setelah semua kelompok total, upacara pembukaan dipegang oleh para pemimpin upacara Kenny Lim, Presiden BPK Penabur Jakarta.

Baca Juga: Antar Budaya & Junior College Tanjung Duren Keep Steam Festival 2025

Jambore Penabur Penabur Jakarta Jambore mengangkat tema “Scout: Untuk melestarikan alam untuk masa depan bumi” dan mengundang para peserta ke Jambore untuk berpartisipasi dalam pelestarian alam dengan berbagai kegiatan yang menarik.

“Penabur telah diperkenalkan oleh setiap siswa untuk melestarikan alam mulai dari sedikit aksi. Ini digunakan untuk semua pembelajaran di sekolah, dan salah satunya juga didorong untuk mengintai pengajaran rekreasi untuk kegiatan Jambore ini,” kata Kenny Lim.

Baca Juga: BPK Penabur mengembangkan nilai siswa dalam transformasi digital

Menurut Kenny, tindakan menjaga alam untuk masa depan Bumi lebih baik dari peserta, seperti mengirim limbah dengan melihat klasifikasi organik dan non -organik dan apa yang masih dapat digunakan kembali sebagai produk yang berguna.

“Melayani alam tidak jauh dari, tetapi dimulai sendiri. Melalui aktivitas dalam posisi, diharapkan bahwa setiap peserta setelah kembali dari Jambore dapat menjadi peningkatan yang bijak yang dapat berkontribusi pada masa depan Bumi dalam tindakan yang cukup kecil,” Kenny berharap.

Kesan mengikuti Jambore setelah upacara setelah para peserta mulai berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, yaitu kunjungan antar desa.

Peserta dapat mengenal teman -teman baru di sekolah lain sambil belajar pengakuan, daur ulang limbah dan akrab budaya setiap desa dengan permainan dan kegiatan yang menarik.

Misalnya, melalui kegiatan permainan simpul tradisional yang diadakan di Kampung, Jawa Barat, yang dipimpin oleh dewan Bintaro Jaya SMPK.

Kemudian latihan tari tradisional desa Kalimantan Selatan dipimpin oleh dewan pemeliharaan dari SMPK 3 Penabur.

“Pekerjaan saya sebagai papan di Jambore kali ini adalah mengajar adik -adik ke beberapa gerakan tarian tradisional dasar. Saya berharap bahwa dalam apa yang saya pelajari, mereka dapat belajar dan semakin mencintai budaya Indonesia, terutama tarian tradisional.” Sejarah Anasya, siswa di SMPK 3 Penabur.

Valeria Faith Darmawan dan Joshua Nathanael Gunardi, dibesarkan dari SMPK 1 Penabur, yang untuk pertama kalinya di sepanjang jambore Sekolah Menengah Jakarta Penabur dengan senang hati dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Kami di sekolah sedang mempersiapkan beberapa persiapan untuk menghadiri Jambore, di mana kami meninggalkan latihan mengingat menangis ketika kami berlarian dalam latihan berkeliaran,” kata Valeria, yang mengenakan gaun emas yang khas dari kebiasaan Calimantan Barat tradisional.

Joshua tidak sabar untuk mengikuti seri Jambore selama dua hari, terutama kunjungan desa, karena ia bisa mengenal budaya Indonesia yang berbeda, dari permainan tradisional hingga makanan khas yang bisa terasa.

“Saya sangat tertarik mengunjungi desa karena saya bisa mengenal budaya Indonesia.” kata Joshua.

Tidak seperti Valerie, momen yang paling tahan lama dari dirinya adalah pertunjukan seni di malam hari. “Saya suka menari dan menyanyikan masalah,” katanya.

Jambore Penabur Jakarta SMPK juga memiliki tujuan membentuk siswa untuk menjadi orang terbaik. Jadilah sulit, sulit dalam terang tantangan di bawah Jambore.

Excel Worldwide, menjadi pengetahuan baru yang tersedia saat ini dan kemudian. Bagikan dengan masyarakat, bekerja dengan teman -teman dan berbagi apa yang dimiliki orang lain. Keyakinan pada Tuhan, mempercayai Tuhan dalam semua kegiatan yang dilakukan. (RHS/JPNN)

Baca artikel lain … dukun memperkosa wanita di hutan para korban baru saja diam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *