Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia

goyalorthodontics.com, Jakara-President Prabowo Subianto mengatakan biaya haji Indonesia bahkan lebih mahal daripada Malaysia.

Untuk alasan ini, Prabowo memimpin otoritas terkait untuk mengurangi biaya nominal kehidupan Indonesia.

Baca Juga: Ingin Mengunjungi Arab Saudi, Prabowo bermaksud untuk membangun desa haji Indonesia

Presiden memberi tahu Menteri Nasaruddin Tank dan kepala agensi mengorganisir haji dan umrah (bp haji) mochamad irfan yusuf di terminal khusus haji dan umrah di bandara Suekarno-Hatta pada hari Minggu.

“Aku tidak senang, kita harus mendapatkan yang terbaik. Jika bisa lebih murah dari Malaysia,” kata Prabowo.

Baca Juga: Pertamin Patra Niaga Stok Penerbangan Haji 2025 Memastikan Aman

Menteri Agama dan pejabat terkait lainnya menyambut arahan dengan cara yang positif, setelah Prabowo siap untuk memenuhi tugas.  

Prabowo mengatakan upaya efisiensi masih dilakukan untuk membuat biaya haji lebih mudah diakses oleh peziarah Indonesia. 

Baca Juga: 30 Komunitas telah gagal, IAW merekomendasikan pemeriksaan ASN terhadap Kementerian Agama yang terkait dengan Haji Mahram

Sejauh ini, Prabowo mengatakan pemerintah telah mengurangi biaya RP 4 juta di musim ziarah tahun ini, tetapi hanya ada langkah pertama.

Presiden juga meminta Badan Urusan Kementerian Agama dan Haji untuk terus menemukan solusi sehingga biaya haji dapat dikurangi secara lebih signifikan, khususnya dengan meningkatkan layanan transportasi dan perumahan.

Pada kesempatan ini, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk mendukung rencana pengembangan desa Indonesia di dekat Masjid Besar.

Presiden percaya bahwa proyek telah mencapai, biaya dan kenyamanan para peziarah akan jauh lebih baik, sejalan dengan visi pemerintah untuk memberikan layanan kepada para penyembah di negara itu.

Pemerintah dan Parlemen menyetujui biaya pengorganisasian Haji (BPIH) 2025 dari RP. 89,41 juta, RP turun. 4 juta dari tahun sebelumnya.

Akibatnya, biaya ziarah (BIPIH) yang dibayar oleh peziarah seharga Rp 55,43 juta, kurang dari BIPIH 2024 mencapai Rp 56,04 juta. Penggunaan manfaat per peziarah juga menurun dari Rp 37,36 juta pada 2024 menjadi Rp 33,97 juta tahun ini.

Tahun ini Indonesia telah menerima kuota 221.000 orang, termasuk peziarah reguler, pejabat, pengawas, dan kehidupan khusus.

Sementara itu, dialokasikan Malaysia, tiga haji (th) RM261 juta institusi tabung atau sekitar Rp 949,8 miliar untuk membantu membiayai para peziarah haji di musim 2025.

Bantuan ini direncanakan untuk orang-orang dari berbagai kelompok ekonomi-B40 (berpenghasilan rendah), M40 (medium), dan T20 (tinggi) masih dapat melakukan ziarah meskipun ada perbedaan dalam kondisi keuangan.

Publik dari kelompok B40 menerima subsidi hingga 55% dari total biaya hidup, dan karenanya hanya membayar sekitar RM15.000 (Rp. 54,5 juta), dan kelompok M40 menerima bantuan 29% dan membayar RM23.500 (RP85,3 juta).

Grup T20 berpenghasilan tinggi diharuskan membayar sepenuhnya tanpa subsidi, mewakili RM33.300 (Rp. 121,1 juta). (Antara / jpnn)

Baca artikel lain … Berapa cache cache di Lampung? Ada bukti transfer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *