Jakarta, Jakarta – Anggota DPD RI, yang juga merupakan pengamat Fakhirira Idris, menilai keputusan Pengadilan Konstitusi (Kabinet), yang mengkonfirmasi bahwa pemerintah pusat dan regional harus menjamin pengenalan pendidikan wajib minimal di pendidikan dasar tanpa mengumpulkan biaya sebagai pendidikan dasar.
Faudyra Puris Keputusan ini merupakan titik balik penting dalam sejarah Indonesia dan langkah maju untuk sistem pendidikan yang lebih adil, komprehensif dan konstitusional.
Baca Juga: Keputusan Pengadilan Konstitusional tentang Pertemuan Sekolah Gratis, jadi akses ke harapan orang untuk pendidikan yang berkualitas
“Namun, tantangan sebenarnya muncul selama implementasi. Untuk alasan ini, pemerintah harus segera merumuskan strategi yang menyeluruh, adil dan terukur agar keputusan ini efektif. Saya sangat yakin bahwa implementasinya efektif, keputusan ini akan menciptakan generasi muda yang masuk akal, kompetitif, dan integritas.
Senator Jakarta mengungkapkan bahwa meskipun keputusan Mahkamah Konstitusi membuka peluang besar, itu membutuhkan kebijakan yang adaptif dan bertahap.
Baca juga: Saat Ini! MK memecahkan sekolah menengah swasta dari sekolah dasar harus gratis
Setidaknya ada lima saran yang pantas mendapatkan kecemasan sehingga kebijakan ini bisa efektif.
Pertama, memperbarui dan menampilkan sekolah swasta. Menurut Faudyra Idris, tidak semua sekolah swasta berada dalam satu posisi dan tujuan.
Baca juga: Pendidikan SD-State Gratis dan SD Pribadi, JPPI memanggil Presiden untuk memulai keputusan Kabinet
Oleh karena itu, refleksi komprehensif diperlukan berdasarkan klasifikasi historis dan karakteristiknya, seperti sekolah swasta, komunitas swasta, sektor swasta.
“Fokus bantuan publik harus difokuskan pada sekolah yang melayani kelompok kelas menengah,” kata Faudyra Idris.
Kedua, kebijakan persetujuan sudah benar. Pemerintah pusat dan regional harus menerapkan skema subsidi berdasarkan kebutuhan. Sekolah swasta di wilayah ini dengan sekolah -sekolah nasional yang terbatas, serta mereka yang berfokus pada keluarga miskin, harus diprioritaskan untuk penerima bantuan segera.
Ketiga, transparansi dan tanggung jawab manajemen dana. Setiap dana nasional yang diberikan kepada sekolah swasta harus disertai dengan standar manajemen yang ketat.
Sistem tanggung jawab dan audit dan pendalaman partisipasi publik tidak boleh menjadi penyimpangan untuk penggunaan anggaran pendidikan.
Empat untuk mereformasi mekanisme distribusi anggaran untuk pendidikan. Jumlah 20 persen dari hasil pendidikan yang memenuhi syarat/masuk (penganggaran berdasarkan hasil), bukan hanya penyerapan anggaran adalah waktu. Dana pendidikan harus fokus pada implementasi pendidikan dasar dan meningkatkan kualitas guru, yang tidak tersebar di banyak kementerian dan proyek non -minor.
Kelima, memperluas peluang guru dan staf pendidikan swasta. Sebagian besar guru sekolah swasta masih membayar minimal dan bekerja tanpa perlindungan yang tepat.
Untuk alasan ini, dalam pandangannya, strategi untuk meningkatkan kesejahteraan guru dengan insentif, pelatihan berkelanjutan dan pengangkatan pengangkatan sipil (ASN-PPK) harus disertai dengan strategi untuk implementasi Pengadilan Konstitusi.
“Bagi saya, keputusan Mahkamah Konstitusi bukanlah akhir, tetapi awal dari pertarungan panjang untuk setiap anak Indonesia, tanpa kecuali, dapat menggunakan pendidikan dasar yang berkualitas tanpa beban biaya,” kata aktivis perlindungan anak itu.
Untuk mendapatkan informasi, Mahkamah Konstitusi mengadopsi beberapa permintaan untuk verifikasi pengadilan undang -undang tahun 2003 no. Pasal 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Hukum Sisdikna), khususnya, terkait dengan frasa “Pendidikan Wajib Minimum di Pendidikan Dasar tanpa mengumpulkan biaya”.
Soda no. 3/PUU-XXII/2024 Pengadilan Konstitusi menekankan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah harus menjamin pengenalan minimal pendidikan wajib dalam tingkat pendidikan dasar, tanpa mengumpulkan biaya untuk pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh pemerintah atau unit pendidikan dasar yang diatur oleh publik.
Meskipun demikian karena alasan hukum, pengadilan konstitusional menekankan bahwa sekolah swasta/Madress tidak melarang pendanaan pendidikan mereka dari siswa atau sumber lain sampai mereka bertentangan dengan undang -undang dan peraturan.
Sementara itu, bantuan akademik untuk siswa yang bersekolah di sekolah swasta hanya dapat disediakan oleh sekolah swasta/sekolah kedokteran yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu berdasarkan standar saat ini. (RHS/JPNN)
Baca artikel lain … 2 petugas polisi NTB regional dibebaskan, dibunuh oleh Brigade Nurchad?