Guntur Cium Upaya Rekayasa di Kasus Hasto: Ahli KPK Tak Pakai Data Akurat

Jpnn.com, jakarta -dpp PDI Perjuangan untuk meragukan para ahli yang disajikan oleh KPK jika korupsi sekretaris -jender Hasto Kristiyanto di Pengadilan Korupsi, Jakarta, Senin (5/26).

Ini adalah politisi PDI-P Guntur Romli pada konferensi pers di partainya di luar persidangan dengan terdakwa Hasto, Pengadilan Korupsi, Jakarta Tengah pada hari Senin (5/26).

Baca juga: merujuk pada saksi, DPP PDIP, karena Hasto belum terbukti telah menghambat penyelidikan

Politisi PDI Guntur Romli juga mencium upaya rekayasa hukum di Hasto ketika dia melihat data dari para ahli.

“Jika kita belajar, mereka semua memiliki manufaktur ini, ya,” kata Guntur Romli ketika dia meminta tanggapan terhadap saksi dari ahli pengadilan korupsi Jakarta pada hari Senin.

Baca Juga: Februari Diansyah Menyangkal Keterlibatan Hasto Kristiyanto di bawah dana Aaron Paw

Secara khusus menyoroti metode yang digunakan oleh spesialis TI KPK, data cek atau lokasi berdasarkan Stasiun Transceptor Dasar (BTS).

Menurutnya, metode ini tidak akurat dan cenderung bingung.

Baca juga: Jika penuntutannya lemah, hakim harus adil dalam menentukan kasus ini

“Mereka hanya didasarkan pada posting, periksa posting untuk mengetahui perangkat seseorang berdasarkan BTS. Ini tidak akurat,” kata Guntur.

Dia kemudian dibandingkan dengan penggunaan sistem posisi global (GPS), yang dianggap lebih akurat daripada penggunaan BTS.

“Jika GPS diperlukan, ya. Jika Anda meninjau posting berdasarkan BTS, BTS adalah radius 10 km,” katanya.

Guntur khawatir bahwa data yang tidak akurat digunakan oleh KPK untuk mempengaruhi curah hujan dalam kasus korupsi dan investigasi atau hambatan keadilan.

“Yah, itulah yang ingin dipaksakan KPK sekarang,” katanya.

Drain menyoroti menit -spesialis TI dibaca karena tidak mengandung data terperinci.

“Namun tidak ada jam, ketika memeriksa pos, itu harus penting. Jam itu benar -di mana, di mana itu, benar, harus dilihat,” katanya. 

Menurutnya, metode informasi terperinci dalam data lokasi terus memperkuat keraguan dan validitas yang diragukan dari bukti yang disajikan.

“Bukti penyelidikan tidak ada, korupsi tidak tersedia. Sekarang, sekarang dengan apa yang mereka sebut pemeriksaan pos,” kata Guntur. (Ast/jpnn)

Baca artikel lain … Jaksa Penuntut Deli Serdang diretas, apa alasan penulisnya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *