Jpnnin.com, Jakarta -Hal -hal kematian siswa sekolah 8 -Must lakukan di Indragiri hulu feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru feru fiau untuk peristiraga orang -orang Indonesian di Indonesian feru feru feru feru fiau untuk peristinan orang -orang di Indonesian di Indonian. Para korban dilaporkan pelecehan karena perbedaan antara etnis dan agama. Polisi masih menjelaskan masalah ini karena orang tua korban memilih saluran yang sah.
Seorang anggota Komunik Reper X Sabam Sinaga mengatakan pentingnya administrasi pribadi dari insiden pelacakan yang terkait dengan perbedaan antara iman. Selama undang -undang, RUU Pendidikan Nasional (Sisdiknas) harus memprioritaskan pengajaran budaya dan pasokan budaya yang terlalu banyak di sekolah -sekolah Indonesia.
Baca Juga: Guru ini prihatin setelah mengekspresikan video menarik untuk 24 siswa
“Dia membutuhkan spesialisasi, ya. Dan yang kedua, masalahnya terpengaruh karena dia dikaitkan dengan agama kecil di sekolah,” katanya pada hari kerja (5/31).
Anggota parlemen dari Indonesia Pentecostan Pentecostan Association Pentecosta (Perkuupi) menyoroti kurangnya guru yang mewakili agama minoritas.
Baca Juga: Keputusan MK SD-SMP Gratis, DPR yang berbicara tentang kampanye keuangan dan manajemen pendidikan
“Dimungkinkan karena batas-batas pendidikan minoritas yang relevan, sehingga anak-anak ini tidak diproduksi dengan baik, terutama ketika mereka mempelajari agama,” tambahnya.
Dia menyarankan bahwa sekolah -sekolah Indonesia di seluruh Indonesia di seluruh Indonesia, 1945 Konstitusi 1945 dari kebebasan beragama para guru agama minoritas. Dan sekarang harus dinyatakan oleh Sistem Pendidikan Nasional. Sabam memperkirakan bahwa keberadaan guru agama di setiap sekolah juga dapat membatasi keberadaan penganiayaan karena anak -anak dengan agama yang berbeda dilindungi oleh guru.
BACA: Amnesty International Indonesia mendukung SD-SMP gratis
“Jadi perlu untuk proposisi di masa depan, sekolah -sekolah di seluruh dunia mengacu pada artikel kebebasan beragama ke -28,” Distrik Sumatra Utara II.
Sabam telah memanfaatkan pentingnya Komisi Indonesia untuk melindungi Minor (KPI) dengan melakukan komunitas untuk anak -anak dan pendidik untuk mencegah lebih banyak penuntutan ke sekolah. “KPAI harus dikelola atau membutuhkan untuk anak -anak pendidik pendidik dan tidak ada ketenaran atau penganiayaan yang lebih populer untuk anak -anak sekolah,” katanya.
Selain itu, guru, pemimpin, dan konselor di sekolah, telah menyoroti perlunya mengatasi negosiasi anak -anak. Hanya siswa atau orang tua yang akan menemukan orang tua, tetapi mereka harus mempertimbangkan situasi anggota anak -anak di sekolah.
“Di sekolah, para guru, saran yang diperlukan untuk mengelola para korban pembunuhan. Karena para korban harus menangani sikap mereka di masa depan,” tambahnya. “
Sabam juga memanfaatkan pentingnya kesetaraan dalam pendidikan agama meskipun sekolah didasarkan pada layanan ibadah. Anggota seri Demokrat telah menekankan bahwa keberadaan guru minoritas di sekolah minoritas menunjukkan keberadaan hukum dan hukum.
“Di hadapan minoritas, semua sekolah, atau, bukan? Ini berarti keberadaan pemerintah, satu. Kedua, yang menunjukkan penegakan hukum itu,” katanya.
Sabam juga memanfaatkan pentingnya kesetaraan dalam layanan keagamaan di bagian agama dari suatu kelompok. “Contoh -contoh di Papua atau Manado, kebanyakan non -Muslim. Tetapi negara harus memberi guru Islam jika ada seorang mahasiswa Muslim.
Korban, seorang siswa sekolah menengah di Indragiri Hulu Renuency, Riau, meninggal setelah dicurigai lima dari lima kakaknya yang lebih tua. Orang tua korban melaporkan bahwa anak -anak mereka sering mengalami penganiayaan karena perbedaan antara etnis dan agama. Korban dirawat di rumah sakit sebelum kematian terakhirnya.
Kejadian ini menyoroti pentingnya perilaku budaya di sekolah Indonesia. Pendidikan budaya keras bertujuan untuk membentuk toleransi, menghormati perbedaan dan akan hidup dalam damai di masyarakat lain.
Dengan memperkenalkan pendidikan budaya untuk program pendidikan, siswa harus memahami dan menghargai perbedaan budaya, ras di Indonesia.
Penerapan pendidikan budaya mencakup pelatihan bagi para guru yang berhasil melakukan berbagai kelas, serta menyediakan peralatan pendidikan yang mencerminkan perbedaan antara budaya dan agama. Selain itu, penting untuk memasukkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung nilai toleransi dan akses lingkungan.
Dalam langkah -langkah ini, Sabam berharap bahwa kasus penindasan yang disebabkan oleh etnis dan etnis agama dapat dikurangi dan lingkungan menjadi tempat yang aman dan aman bagi semua siswa. (Tan / jpnn)
Baca lebih lanjut artikel … Guru Dasar di Cirebon diculik, 4 orang