Demi Ini, Bea Cukai & BKHIT Musnahkan 23,9 Ton Kedelai Impor dari Bolivia yang Rusak

goyalorthodontics.com, Belawan – Belawan – Belawan dan Pusat Empat Puluh, Ikan dan Sumatra Utara (Bkhit Sumatra Utara) menghasilkan 23,9 ton kerusakan dan membusuk.

Kegiatan yang diadakan pada hari Kamis (5/15) di fasilitas pengelolaan limbah terintegrasi (FPP) sebagai bagian dari pemeliharaan pasokan makanan nasional.

BACA JUGA: 5,3 triliun rokok ilegal yang jatuh, Batam Cartist mengatakan kronologi

Penghancuran adalah salah satu dari 254 kantong (1 wadah) yang dibuat di SoBe, bulan pelabuhan Belawan dan 2425 Maret.

Dari tujuh wadah yang diperiksa, sebuah wadah jelas rusak oleh atap yang melarikan diri, air melarikan diri dan menjadi kedelai busuk.

Baca juga: Ekspor Ekspor Ekspor Parepare Kustom 3.300 metrik ton metrik Palme Palme Palme Palme

Para pemimpin Sumatra Utara Utara Bkhit n Moyatno Ginting menjelaskan bahwa perluasan hama adalah untuk melindungi kesehatan manusia dan menyimpan sumber daya alam biologis.

“Masalah ini menurut hukum 2019 dan peraturan empat puluh Badan Indonesia sebagai upaya pencegahan untuk pasokan pangan dan keselamatan nasional,” jelasnya.

Kepala kantor pusat Belawan Ahmad Luthfi, dalam waktu ekstra, memahami bahwa kehancuran ini mencerminkan komitmen kontrol yang tajam atas barang impor.

“Kami sepenuhnya melindungi tugas Bkhita untuk mencegah barang berbahaya untuk bahaya,” kata Lutf.

Lutfi mengungkapkan kehancuran ini yang juga merupakan bukti yang jelas tentang sinergi antara ancaman distribusi barang berbahaya antara lembaga perlindungan Indonesia.

Penghancuran diadakan ketika mengawasi empat puluh pelayan.

Prosedur ini mengikuti prosedur yang ketat di Pt Adhi Kara Flt, itu tidak mempengaruhi penggunaan lingkungan atau barang yang tidak tepat.

Keputusan Penghancuran 1. Paragraf 4. Paragraf 1. Ini didasarkan pada paragraf.

Kegiatan ini merupakan bukti yang jelas tentang kolaborasi antara Bea Cukai dan Forty Agency untuk memenuhi kewajiban pengawasan.

Dengan kehancuran ini, yakin bahwa produk makanan peredaran darah telah berubah melalui proses transparan yang tajam dan melindungi penciptaan sistem pangan yang aman, sehat, dan andal di Indonesia. (MRK / JPNN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *